Home Kajian Utama Ramadan, Selamat dari Kegelisahan
Selamat

Ramadan, Selamat dari Kegelisahan

by Imam Nawawi

Pernah suatu hari, Farhan bertemu Melki. Usai pertemuan, Farhan tak seperti namanya yang berarti gembira. Ia mendadak gelisah. Beberapa kalimat Melky membuat Farhan gundah. Meski bagi Melki itu ucapan biasa.

Secara ilmiah fenomena itu kita kenal dengan istilah mirror neuron (neuron cermin). Yang mana orang mudah meniru atau tertular dengan apa yang ia lihat dari orang lain. Ketika orang menguap, biasanya akan ikut menguap. Begitu pun saat ada ketakutan, yang lain akan ikut jadi takut. Nah, Ramadan momen kita selamat dari ketakutan.

Tak bisa kita mungkiri, berinteraksi dengan orang lain membuat kita harus siap menerima energi mereka. Kalau positif, itu bukan masalah. Problem muncul kalau energi orang lain negatif dan menyapa hidup kita.

Begitu pun ketika seseorang terkecoh oleh kehidupan dunia, ia sangat mungkin percaya dengan janji setan. Padahal janji setan hanyalah utopia belaka.

“Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (QS. An-Nisa: 120).

Selamat dari Tipuan

Dari ayat itu kita dapat mehamai bahwa Allah menjelaskan bagaimana setan membisikkan godaannya kepada pengikutnya.

Setan menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan jika mereka bersedekah di jalan Allah.

Ia juga membuat mereka takut mati jika pergi berjihad. Bagi orang yang sudah tergoda, setan menanamkan rasa fanatik terhadap pendapatnya sendiri dan mendorongnya untuk menyerang siapa pun yang berbeda pandangan, dengan iming-iming jabatan dan ketenaran.

Semua godaan ini diperkuat dengan harapan palsu yang menyesatkan.

“Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (QS. Al-Isra: 64).

Istiqomah Tidak Akan Rugi

Berapa banyak orang yang awalnya hidup dalam kebenaran berpaling pada kebatilan karena ingin harta.

Harta yang kurang seperti kutukan dari Tuhan. Padahal tidaklah demikian. Rezeki terbaik dari Allah bagi hamba-Nya adalah iman dan takwa.

Tetapi iman dan takwa kadang tak bisa menyelesaikan kebutuhan akan hidup yang cukup. Sebagian orang merasa kekayaanlah yang membuat orang bahagia.

Seseorang lalu berupaya fokus mencari harta. Allah, secara perlahan mulai ia tinggalkan. Padahal, bahagia itu dalam hati. Dan, hati manusia rindu akan cahaya dari Allah SWT.

Ramadan, saatnya kita menjadikan akal sadar bahwa keselamatan sejati adalah tentang bagaimana diri tidak percaya kepada janji setan. Tapi 100% yakin kepada janji Allah.

Karena setan itu musuh manusia, maka jangan pernah ikut dan tunduk kepada setan. Apalagi percaya bujuk rayunya. Siapa percaya kepada setan, maka ia telah menguatkan pangkal dari segala kesengsaraan hidup, dunia dan akhirat. Na’udzubillah.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment