Home Kajian Utama Ramadan, Saatnya Memberi Perhatian Lebih pada Alquran
Alquran

Ramadan, Saatnya Memberi Perhatian Lebih pada Alquran

by Imam Nawawi

Semua hal dalam kehidupan terus berubah. Hanya satu hal yang tetap teguh: Alquran. Pantas, wahyu akhir zaman itu adalah petunjuk bagi manusia. Ramadan adalah momen terbaik untuk kita semakin dekat dengan Alquran.

Ia bukan sekadar kitab suci, melainkan wahyu yang membimbing hati dan akal manusia. Dalam setiap ayatnya, ada pesan yang mengingatkan bahwa kehidupan bukan hanya soal dunia, tetapi juga tentang akhirat.

Bahwa hidup bukan soal mengumpulkan makanan untuk diri sendiri, tetapi bagiamana terus peduli dan berbagi. Ibadah, kebaikan secara vertikal kepada Allah, menjadi percuma ketika hati tak tergerak memberi makan orang miskin.

Demikianlah Alquran memberikan injeksi dalam kesadaran berupa visi. Visi kehidupan akhirat.

“Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allah dan apa yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an). Janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Banyak di antara mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16).

Visi Alquran

Kita tahu tanpa visi akhirat, seseorang akan mudah tertipu oleh gemerlap dunia. Kebaikan hanya diukur dengan materi, dan kesuksesan dipandang sebatas angka di rekening.

Korupsi, misalnya, bisa menambah kekayaan seseorang dengan luar biasa. Tapi apakah itu membahagiakan? Tanya saja langsung kepada mereka yang terseret ke dalamnya.

Kalau orang punya visi akhirat, ia akan mencegah dirinya melakukan korupsi. Karena memang korupsi tidak diperlukan untuk kebahagiaan di akhirat.

Alquran tidak hanya berbicara tentang hukum, tetapi juga kesadaran moral dan kebermanfaatan hidup.

Ia mengajarkan bahwa hidup yang baik bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang memberi. Bukan hanya tentang mengumpulkan, tetapi tentang berbagi dan menanam kebaikan.

Perhatikanlah perintah zakat, infak dan sedekah. Semua itu adalah soal memberi dengan kesadaran iman sebagai landasan.

Ramadan: Waktu Terbaik Menyuburkan Hati dengan Al-Qur’an

Ramadhan datang bukan sekadar untuk menahan lapar dan dahaga. Ini adalah waktu terbaik untuk kembali fokus kepada pesan-pesan Allah SWT. Di bulan ini, hati yang haus akan petunjuk bisa menemukan kesejukan dalam setiap ayat-Nya.

Sungguh, hati manusia butuh kepada Alquran, sebagaimana tenggorokan rindu akan air minum.

Jika kita mengabaikannya, hati akan kering, seperti tanah yang tak tersentuh hujan. Keras, tandus, dan tak bisa ditanami kebaikan. Tak ada yang ingin tinggal di sana, baik manusia maupun makhluk lainnya.

Sebaliknya, jadilah lahan yang subur, yang menumbuhkan nilai-nilai ilahi dalam pikiran dan perbuatan.

Jadilah manusia yang tidak hanya hidup untuk dunia, tetapi juga untuk kehidupan setelahnya.

Kecerdasan Bukan Hanya Intelektual, Tapi Juga Spiritual

Di era kecerdasan buatan seperti sekarang, kita memang harus semakin cerdas. Tapi kecerdasan sejati bukan hanya soal kognisi, melainkan juga tentang spiritualitas.

Kita bisa berdialog dengan AI untuk mencari jawaban intelektual, tapi untuk memahami makna hidup, kita tetap butuh Alquran.

Jangan biarkan teknologi membawa kita jauh dari kesadaran hakiki. Gunakan ia sebagai alat, tapi tetap jadikan Alquran sebagai kompas kehidupan. Karena di sana, ada cahaya yang tak pernah padam, dan petunjuk yang tak pernah usang.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment