Home Kajian Utama Ramadan, Bulan Bebas Meraih Kemenangan
Bebas

Ramadan, Bulan Bebas Meraih Kemenangan

by Imam Nawawi

Menurutmu apa yang membuat Ramadan begitu indah? Nu’man terus saja ingat kalimat yang gurunya hembuskan ketika mengaji setiap Sabtu pagi. Saking indahnya, Ramadan menjadi bulan yang setiap orang mudah melakukan kebaikan, meraih kemenangan.

Nu’man belum menemukan jawaban yang rasional dan benar-benar memantapkan hatinya.

Hingga suatu hari, dalam waktu yang cukup panjang, Nu’man menemukan satu hadits riwayat Tirmidzi.

“Jika datang malam pertama bulan Ramadan, maka setan-setan dan jin pembangkang dibelenggu (oleh Allah SWT)…”

Tahap-Tahap Memahami Bulan Bebas

Nu’man berpikir lama. Hingga akhirnya ia sampai pada kesadaran terang. Bahwa secara psikologis, ini adalah bentuk motivasi spiritual.

Ketika seseorang menyadari bahwa Ramadan Allah hadirkan untuk mendukung kebaikan, mereka akan merasa lebih optimis dan percaya diri untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Tinggal kita sendiri, mau tidak menjadi baik. Peluang Allah buka, bukan hanya berkah, tapi pengganggu pun Allah singkirkan, baik setan maupun jin.

Nu’man mulai tersenyum. Tahap demi tahap mencoba menggali makna Ramadan mulai ia dapatkan.

Ia merasa menemukan jawaban dan hatinya pun seketika memiliki daftar niat kebaikan yang akan ia komitmenkan selama Ramadan.

Reset Spiritual

Dalam kehidupan sehari-hari, Ramadan bisa kita jadikan momen tepat melakukan “reset tombol” spiritual.

Dengan adanya kondisi yang lebih kondusif (setan dibelenggu), manusia mesti benar-benar memanfaatkan momentum ini untuk membersihkan hati, pikiran, dan perilaku dari segala bentuk keburukan.

Allah SWT menciptakan atmosfer yang mendukung perubahan positif dalam diri manusia.

Apalagi, Ramadan adalah waktu ketika pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu—semua ini adalah bentuk kemurahan Allah untuk membantu manusia mencapai kedekatan dengan-Nya.

Seperti kata Gus Baha, kita ini alamatnya Surga. Kuncinya Allah beri, Laa ilaaha Illallah. Lebih jauh kita pun dapat anugrah Ramadan.

“Ramadan adalah kesempatan emas, siapapun orang beriman meraih kebahagiaan. Dan, merugi sekali orang yang tak mengerti hal ini, sehingga Ramadan atau tidak, imannya tetap tak ia perhatikan,” kata Nu’man saat bertemu sang guru.

Nu’man dan gurunya senyum kompak. “Masya Allah,” gurunya menyampaikan kagum kepada Nu’man yang berusaha menggali apa makna Ramadan bagi kemenangan dan kemuliaan insan beriman.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment