Home Artikel Raih Berkah dengan Fokus Kebaikan
Meraih Berkah dengan Fokus

Raih Berkah dengan Fokus Kebaikan

by Imam Nawawi

Kenapa berkah banyak kita temui bergandengan dengan kata raih? Karena manusia memang harus berupaya. Tanpa ada upaya, manusia tidak akan pernah berubah, apalagi meraih berkah. Berupaya pun harus ada fokusnya, yaitu pada kebaikan?

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah sangat mencintai hamba-Nya yang bekerja. Barang siapa bersusah payah (bekerja) untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, maka ia bagaikan seseorang yang berjalan di jalan Allah Yang Mahamulia dan Mahabesar.” (HR. Ahmad).

Pesan manusia mulia itu jelas, melakukan pekerjaan dengan tujuan baik, mencukupi kebutuhan keluarga. Sekarang kita bisa baca atau saksikan, bagaimana ada orang luar biasa bekerja, kemudian hasilnya bukan untuk keluarganya. Mungkin karena hobi judi, terjerat narkoba, atau lain-lainnya. Aneh bukan? Tapi itu ada dalam kenyataan.

Mulai dari Pagi

Berkah artinya kenikmatan dan kebahagiaan (Kamus Al-Bisri). Kemudian juga berarti diam dan tinggal di suatu tempat. Juga berkah berarti sesuatu yang memiliki nilai kebaikan dan bertambah kebaikan itu secara terus menerus.

“Semoga bantuan ini menjadi berkah bagi saya dan keluarga,” ucap seorang penerima manfaat usai menerima santunan sembako dari Laznas BMH.

Berkah yang dimaksudkan adalah dengan bantuan sembako itu ia semakin dekat dengan Allah. Semangat dalam mengisi kehidupan dengan kebaikan-kebaikan dan seterusnya.

Jadi, kalau kita ingin meraih berkah, kita sangat mau hidup kita menjadi bertambah-tambah kebaikannya.

Artinya jiwa tauhid, tulus dan ridha, menjadi pakaian bagi hati kita semua.

Menariknya semua itu bisa kita mulai dari pagi kita. Pagi ini tentu saja sejak sebelum Subuh. Bagaimana kalau terlambat, ya, besok berjuang supaya tidak telat. Agar jelas bisa dapat keutamaan Tahajjud, kemudian Subuh berjama’ah dan mengingat Allah dengan dzikir pagi.

Baca Juga: Jangan Terlalu Fokus Kehidupan Dunia

Selanjutnya lakukan hal-hal penting, seperti membaca, menulis, berpikir, atau hal-hal yang memudahkan kita semakin baik, produktif dan manfaat.

Fokus

Semua kegiatan itu, membaca, menulis, berpikir, berdzikir tampak sederhana. Walakin semuanya butuh fokus.

Ketika seseorang bisa melakukannya, artinya ia bisa mengarahkan fokus pada kebaikan. Tnggal fokus itu kita perlebar dalam kehidupan saat berinteraksi dengan sesama.

Termasuk dalam pengelolaan waktu. Kenapa ada anak muda sudah lulus sarjana masih suka main game? Karena ia belum berhasil mengarahkan fokusnya pada kebaikan dalam skala luas.

Akibat dari bermain game itu fokusnya sangat terkuras, sehingga ketika ada hal baik yang itu tidak menyenangkan baginya, ia akan menjauhinya.

Fokus pada kebaikan akan mendorong seseorang tumbuh baik, memiliki kekuatan yang sangat besar dalam dirinya. Ia juga akan memiliki dorongan sangat kuat untuk maju terus. Perhatikan Ust. Adi Hidayat, ia bisa mengenali ayat dengan sangat baik. Rumusnya? Jelas, beliau punya fokus tinggi.

Oleh karena itu, kita butuh kemampuan mengendalikan diri. Memilih mengarahkan fokus hanya pada kebaikan dan yang mendatangkan manfaat dan kebaikan lebih luas. Orang yang tidak bisa mengendalikan diri, biasanya akan fokus pada hal-hal yang merusak dirinya sendiri.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment