Zainudin Namudat namanya. Beliau biasa disapa Ustadz Zain oleh para santri dan pengurus di Pesantren Hidayatullah Manokwari, Papua Barat. Beliau menyatakan bahwa dirinya meraih bahagia justru di dalam dakwah.
Hal ini dirasakan sampai saat ini. Karena sebelum mengenal dakwah dan kehidupan pesantren, Zainudin yang kala itu biasa disapa Ocas oleh orang sekampungya di Fakfak, amatlah jauh dari nilai-nilai Islam.
Baca Juga: Rumus Bahagia
“Saya dulu hidup seperti anak muda pada umumnya. Hanya saja saya tidak mabuk, karena memang orang tua kasih nasihat jangan mabuk dan saya Islam sejak lahir.
Jadi saya punya kemampuan itu adalah reggae. Kalau sudah mau ada pesta atau mau tahun baru begitu, datang teman-teman yang juga sebagian anak orang penting di sana ke rumah minta diajari menari reggae,” tuturnya sembari tertawa mengingat masa lalunya itu.
Meski demikian hati Ocas sangat gelisah, tidak tenang. Kenapa hidup terasa seperti tanpa makna, hampa dan tidak berguna.
Bahagia
Seiring perjalanan waktu, Ocas pun mendapat tawaran dari sang adik yang lebih dulu berkiprah untuk dakwah melalui pesantren.
Tanpa pikir panjang, Ocas memutuskan untuk bergabung dengan Pesantren Hidayatullah Fakfak pada tahun 1995.
Awal-awal di pesantren, teman-temannya yang suka reggae sering datang ke pesantren dengan pakaian ala mereka yang tentut tidak patut dilihat kalau ada di dalam pesantren.
Dengan kelembutan Ocas memberi nasihat kepada teman-temannya.
“Jangan lagi datang ke sini. Saya sudah pindah di pesantren,” ungkapnya.
Seorang temannya menimpali, “Jadi, kau, benar-benar insyaf.” Ocas pun mengangguk.
Sejak itu Ocas merasakan kebahagiaan hadir di dalam jiwanya. Ia senang setiap kali ikut sholat berjama’ah dan belajar mengaji.
“Saya rasa hidup enak, tenang dan bahagia. Jadi saya putuskan inilah jalan hidup saya,” tuturnya.
Keajaiban
Bagi Ustadz Zainudin Namudat menekuni dunia dakwah memberikan banyak keindahan dan keajaiban di dalam hidupnya.
Pertama, ia mendapatkan istri dari seorang santri putri dari Subang, Jawa Barat. Ketika mengisahkan pernikahannya ini, Ustadz Zain seketika memancarkan kebahagiaan yang begitu kuat. Bersama saya ia tertawa bahagia.
Kedua, ia bisa keliling Indonesia.
“Alhamdulillah dalam dakwah ini saya bisa ke Jawa, Kalimantan dan banyak tempat lain lagi. Kalau saya tidak di dakwah ini, mungkin saya tidak tahu apa-apa selain kampung halaman,” ulasnya.
Ketiga, ia bisa merasakan langsung kenikmatan berjuang di jalan Allah. Terlebih Ustadz Zainudin Namudat sudah berulang kali pindah tugas, mulai dari Jayapura hingga Raja Ampat.
Baca Lagi: Siapa Membaca Dia Menguasai
Subhanallah, demikian indah kisah di dalam dakwah. Semoga Allah jadikan hidup kita indah lagi penuh berkah baik di dunia maupun di akhirat.*