Kalau seseorang punya tujuan, maka ia harus siap dengan datangnya ujian. Begitulah kehidupan yang telah Allah definitifkan.
Bukankah saat seorang anak ingin menjadi dokter, ia perlu sekolah sampai kuliah. Dan, dalam perjalanan belajar itu ia kudu menghadapi ujian dan cobaan.
Jadi, ujian harus kita pahami secara konstruktif, yakni sebagai anak tangga untuk meningkatkan kualitas diri. Baik dalam hal iman, ilmu, skill atau kebermanfaatan lainnya.
Nah, pertanyaannya apakah kita telah menghadapi ujian dalam hidup ini?
Baca Juga: Jadi Dermawan Kapan Saja
Iya atau tidak, coba cek, apakah diri sudah punya tujuan hidup?
Spesial
Setiap orang akan menghadapi ujian masing-masing. Oleh karena itu ujian itu spesial.
Para Nabi dan Rasul, ujiannya kelas berat, karena tujuan hidupnya adalah menyampaikan risalah dakwah.
Dan, karena setiap orang itu adalah pemimpin, maka tak satupun manusia hidup tanpa ujian. Akan tetapi setiap ujian, sekali lagi spesial.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286).
Artinya, Allah memberikan ujian memang pas dan khusus bagi setiap orang. Seorang suami dan istri, ujiannya tidak akan sama.
Dalam kata yang lain, pahami ujian hidup kita sebagai “anugerah” Allah khusus, spesial untuk kita.
Jangan mengeluh, jangan buruk sangka. Karena tanpa ujian, tidak ada yang namanya keberhasilan.
Cara Berpikir
Dengan ulasan itu mulai sekarang kita mesti memandang ujian sebagai jalan penting untuk diri menjadi lebih baik.
Ketika Nabi Yusuf yang belia mendapat ujian begitu berat tetap sabar, itu ada sistem penjelasnya.
Yakni, karena Nabi Yusuf as sadar, bahwa itulah rute yang Allah gariskan untuk ia sampai pada mimpi-mimpinya.
Karena mimpi Nabi Yusuf itu mulia, jalannya pun tidak datar, apalagi sebentar. Akan tetapi panjang, berliku dan menguras energi jiwa.
Jadi, kalau ada orang ingin hidup tenang, maka ia sebenarnya tidak butuh healing. Ia hanya perlu membangun cara berpikir yang benar.
Baca Lagi: Deru Amal untuk Milenial
Bahwa ujian adalah jalan terbaik yang Allah sediakan bagi setiap orang untuk berhasil, bahagia dan membahagiakan.
Untuk itu jaga optimisme dalam jiwa dengan iman dan ilmu serta takwa kepada-Nya.*