Kalau diri masih memandang puasa untuk banyak santai dan malas gerak (mager), maka segeralah berbenah. Sebab puasa juga memberikan panduan bagaimana diri bisa produktif, disiplin, tertib, berakhlak, ramah dan empati.
Dari sisi buka puasa misalnya, kita tidak boleh lambat-lambat berbuka puasa. Harus menyegerakan buka puasa.
Artinya minimal 10 menit sebelum adzan Maghrib kita harus sudah siap berbuka puasa.
Bagi seorang emak-emak, jelas persiapan bisa lebih panjang, karena menyiapkan daftar menu masakan hingga memasak kemudian menghidangkan untuk buka bersama keluarga.
Baca Juga: Indahnya Hidup dengan Nilai-Nilai Islam
Termasuk bagi bapak-bapak, terutama di Jabodebek. Pulang kantor (sekarang sudah tidak PPKM lagi) harus berpacu di tengah kemacetan.
Seringkali banyak yang gagal buka puasa bersama keluarga. Karena pas adzan Maghrib, kendaraan masih dikepung macet.
Sahur
Sahur bukan perkara remeh. Nabi menerangkan dalam sahur ada barokah. Idealnya kalau berpuasa, jangan sampai lewat sahur.
Tetapi, sebagian orang, terutama anak remaja dan anak muda, merasa diri kuat sehingga meninggalkan amalan makan sahur.
Pasalnya jelas, mereka lambat tidur dan siang hari sibuk beraktivitas seharian. Akibatnya, jangankan mengaji, sholat malam, sahur pun terlewatkan.
Sungguh sangat rugi, kalau puasa ternyata diri tidak benar-benar didesain dengan baik untuk menjadi pribadi yang produktif dari sisi waktu dan karya dan disiplin dari sisi pelaksanaan beragam amalan penting yang mengiringi puasa.
Penuh Karya
Ramadhan merupakan bulan suci. Rasulullah SAW amat produktif selama bulan Ramadhan.
Oleh karena itu mesti menjadi kesadaran kita semua, bahwa puasa harus benar-benar produktif.
Bekerja, niat dengan benar. Lakukan dengan sebaik-baiknya. Berbicara, pastikan yang baik-baik, jauhkan dari ngobrol ke sana kemari tanpa faedah.
Membaca, harus semakin giat. Mulai membaca Alquran, Hadits hingga buku-buku bermanfaat.
Baca Lagi: Ternyata Puasa itu Perlu
Ibadah pun demikian. Usahakan selalu disiplin sholat wajib tepat waktu, berjama’ah. Kalau pun lelah dan terlewat, jangan sampai terulang pada masa mendatang.
Prinsipnya, hitung betul untung rugi dari kegiatan sehari-hari, jangan sampai ada kebaikan yang terlewat. Atau justru malah banyak keburukan yang dilakukan tanpa sadar.*
Mulai dari bekerja