Home Kajian Utama Puasa dan Etos Keilmuan
Ramadhan dan Etos Keilmuan

Puasa dan Etos Keilmuan

by Imam Nawawi

Puasa Ramadhan banyak mendapat perhatian dari sisi keutamaan ibadah. Itu tidak mengapa, karena memang besar sekali pahala yang Allah sediakan bagi orang berpuasa dan rajin ibadah. Tetapi sejatinya puasa juga erat hubungannya dengan etos keilmuan.

Kalau dirujuk pada sejarah turunnya ayat pertama dalam Alquran yang jatuh pada bulan Ramadhan, yakni “Iqra’ Bismirabbik” maka terang Ramadhan adalah bulan Alquran, yang itu berarti juga bulan membaca dengan nama Tuhan.

Kemudian, secara empiris, tak ada manusia bisa berilmu tanpa belajar. Sampai-sampai Imam Syafi’i mengingatkan kita semua.

Baca Lagi: Pemuda Islam Menguasai Data

“Ta’allam falaisal mar’u yuuladu ‘aaliman.” Yang artinya, belajarlah karena tidak ada orang yang terlahir dalam keadaan berilmu.

Belajar bisa meliputi apa saja. Tentu utama ialah belajar Alquran sampai kepada tafsir. Hadits hingga ke syarah-nya. Dan, biografi ulama dalam menuntut ilmu.

Langkah ini penting agar puasa jadikan diri kian mudah mendapatkan ilmu. Seiring dengan keberkahan Ramadhan, jelas langkah ini akan Allah mudahkan selalu, insha Allah.

Jalan ke Surga

Kita ketahui bersama, Ramadhan begitu mulia. Buktinya ialah Allah buka lebar-lebar pintu surga dan Allah tutup serapat-rapatnya pintu neraka.

Nah, Rasululullah SAW pernah menjelaskan kepada kita bahwa menuntut ilmu adalah ikhtiar terbaik mudah ke surga-Nya.

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya.” (HR. Muslim).

Ilmu sekarang sudah banyak media penjelasannya. Mulai dari kitab, buku (edisi Indonesia), taushiyah ulama hingga media sosial.

Satu langkah yang penting dapat perhatian generasi muda sekarang adalah coba sebarkan kebaikan dan pengalaman mendapatkan ilmu melalui media sosial.

Langkah itu akan memudahkan setiap orang mengingat dan semakin kuat karakternya dengan ilmu yang pernah diperoleh. Selain memang Islam memerintahkan orang berilmu untuk mengajarkannya.

Bulan Penuh Semangat

Ketika menuntut ilmu adalah jalan menuju surga. Maka sikap yang mesti hadir dalam diri kita ialah, semangat luar biasa.

“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat).” (HR. Muslim).

Artinya, Ramadhan akan semakin terasa berkah dan keutamaannya jika kaum Muslimin selain sibuk berpuasa, ibadah dan amal sholeh, juga produktif menuntut ilmu.

Baca Juga: Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Dengan begitu, kalau ini menjadi kesadaran generasi milenial, ia akan selamat dari membuang-buang waktu. Seperti stalking media sosial berkepanjangan. Bermain game dan aktivitas mubah lainnya, seperti juga tidur panjang pada siang hari.

Kesadaran dan tekad diri akan pentingnya membangun etos keilmuan pada bulan Ramadhan adalah cara utama untuk jadikan Ramadhan benar-benar indah, berkesan dan membahagiakan serta mencerahkan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment