Produktif maksimal itu tentu saja sepanjang matahari bersinar. Hal ini karena orang telah beristirahat pada malam hari dan siap dengan berbagai kegiatan sepanjang hari. Lalu mengapa sebagian orang justru kesulitan untuk produktif? Mari kita bahas lebih dalam.
Produktif artinya melakukan berbagai hal positif yang berdampak pada kehidupan, baik diri sendiri maupun orang lain. Sebagai mahasiswa, tentu saja telah siap menghadapi tugas atau perkuliahan dengan performa terbaik. Ia siap fokus dan energinya diatur dengan sebaik mungkin.
Jika dalam perkuliahan seseorang malas, maka ia pasti telah menikmati yang namanya prokrastinasi. Padahal harusnya ia mengamalkan apa yang ia tahu, bahwa produktif lebih baik daripada memilih prokrastinasi.
Mahasiswa yang produktif juga akan menyudahi perkuliahan dengan semangat yang bertambah-tambah. Karena pengetahuannya semakin menemukan alasan-alasan tentang banyak hal. Termasuk bagaimana sebuah teori idealnya bekerja dalam kehidupan sehari-hari.
Ulangi
Menjadi produktif tidak bisa sekali waktu. Kita harus berusaha mengulangi, mengulangi dan mengulangi segala jenis kebaikan yang mendorong kita maju.
Bruce Lee berkata: “I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times.”
Bruce Lee menyadari bahwa berlatih 10.000 tendangan dalam sekali waktu itu tidak berdampak. Tetapi mengulang-ulang satu tendangan sebanyak 10.000 kali, itu kekuatan besar. Jadi kuncinya ada pada pengulangan. Maka ulangi, ulangi dan ulangi.
Baca Juga: 3 Langkah Jadi Produktif
Lakukan latihan yang fokus dan berulang-ulang. Itu akan jauh lebih efektif daripada latihan yang kita lakukan secara acak dan tidak terstruktur.
Aktivitas
Mengisi siang hari dengan apa saja? Tergantung, kita sekarang pada posisi apa. Kalau suami atau istri, selain tugas utama, tetap harus mengagendakan membaca.
Membaca itu sendiri banyak. Mulai membaca Alquran, membaca hadits, membaca buku dan membaca berita. Ingat, setiap membaca kita harus menangkap apa yang kita baca. Bukan membaca dalam arti melihat-lihat kalimat, yang kemudian lupa apa yang telah dilihat.
Selain membaca ada amal shaleh, seperti silaturrahim, tersenyum, bahkan sedekah. Semua harus kita upayakan dapat kita lakukan.
Termasuk biasakan diri mempersiapkan apa yang akan kita sampaikan kepada orang lain, juga bagus kalau kita latih dengan selalu mendahuluinya dengan membaca, menulis dan perenungan.
Tak Ada Lagi
Kenapa kita harus seketat itu mengisi hari-hari dengan produktivitas?
Benjamin Franklin berkata, “Lost time is never found again.”
Jadi, kalau mau bahagia, jangan sia-siakan hari ini.
Begitu pentingnya waktu siang, Allah pun bersumpah, “Demi siang ketika terang benderang.” (QS. Al-Lail: 2).
Siang ada cahaya yang menyingkap kegelapan. Secara maknawi kita bisa mengambil pelajaran bahwa siang hari adalah waktu terbaik berjalan dengan sekuat tenaga, menemukan kebaikan-kebaikan sebelum tiba masa dimana cahaya redup dan lenyap, menjadi malam.
Jadi, selamat siang, mari menjadi cahaya yang terang benderang.*