Produktif dan maslahat dua kata yang harus kita pastikan bisa bergadengan. Hal ini karena ada sebagian orang produktif, namun belum tentu maslahat untuk bisa mewarnai dunia.
Mari perhatikan bagaimana orang seperti Marx bisa begitu produktif dalam berpikir. Ia berhasil menulis puluhan buku.
Namun harus kita ingat, pemikiran Marx memiliki implikasi yang destruktif terhadap peradaban manusia sepanjang sejarah (lihat Ahmad Suhelmi “Pemikiran Politik Barat’).
Baca Juga: Islam sebagai Peradaban
Barat mungkin sangat pesat dalam memajukan sains dan teknologi. Tetapi lihat dampak destruktifnya terhadap alam, udara, lingkungan, bahkan keluarga.
Jadi, dari fakta ini kita bisa membuat sebuah pemahaman sekaligus agenda perubahan. Bagaimana hidup yang lebih tepat, yakni yang bisa produktif sekaligus maslahat.
Akselerasi
Umat Islam, terutama kaum muda saat ini, memang harus segera melakukan akselerasi untuk memberi warna kehidupan dunia saat ini.
Akselerasi itu ada dalam dua hal. Pertama memahami kembali makna peradaban. Kedua, membangun etos keilmuan dan amal yang komprehensif.
Alasan mendasar mengapa hal itu perlu adalah karena peradaban Barat saat ini telah kehilangan keseimbangan.
Peradaban yang kata Arnold Toynbee berangkat dari puing-puing kehancuran Yunani-Romawi itu telah masuk siklus kejatuhan.
Tetapi, sekalipun Barat secara peradaban jatuh, namun umat Islam tidak siap, maka dunia akan ada dalam kevakuman. Paling tidak destruksi akibat konsep dan cara hidup Barat masih mendominasi dan menyebabkan terjadinya kekacauan.
Konsolidasi
Langkah penting berikutnya yang harus umat Islam, terutama kaum muda lakukan adalah konsolidasi.
Konsolidasi ide, wawasan dan gerakan mendesak untuk segera kita lakukan.
Harapannya ada dua hal minimal bisa lahir. Pertama tentang kesadaran yang membentuk gerakan progresif dan beradab.
Kedua, membangun etos ilmu dan amal secara integratif, sehingga eksistensi setiap kita memberi pengaruh positif bagi kehidupan.
Baca Lagi: Menjadi Pemuda Penegak Peradaban
Langkah ini memang lebih bersifat maraton daripada sprint.
Oleh karena itu setiap kaum muda harus sadar bahwa kesadaran dan kekuatan ini memang harus kita mulai pembangunannya mulai detik ini, perlahan dan berkesinambungan.*