Kalau kita tanya kepada siapapun, siapa yang ingin menjadi pribadi disiplin, rasanya semua orang akan angkat tangan.
Tetapi mengapa dalam realita orang sedikit yang berhasil disiplin?
Sikap disiplin adalah rasa taat dan patuh pada nilai-nilai yang orang yakini, sehingga segala pikiran dan perilaku benar-benar mengacu pada apa yang jadi keyakinannya.
Baca Juga: Mau Konsisten Menulis, Ini Cara Mewujudkannya
Makna itu menjadikan kita mudah memahami, mengapa orang dahulu begitu tekun dalam ibadah dan amal kebaikan, sedangkan sekarang orang tampak kesulitan mengatur waktu untuk ibadah, amal dan karya.
Belajar dari Ath-Thobari
Apakah ada yang belum kenal nama Ath-Thobari?
Nama lengkapnya adalah Ibnu Jarir Ath-Thobari.
Ia adalah sosok yang tidak asing di telinga kaum Muslim saat ini.
Ulama yang satu ini dikenal sebagai seorang mufasir dan sejarawan yang mumpuni rujukan dari mufassir besar seperti As-Suyuti, Al-Baghawi dan Ibn Katsir.
Kepada Ath-Thobari kita bisa belajar kedisiplinan secara nyata.
Seorang murid Ath-Thobari, Abu Bakar Ahmad bin Kamil asy-Syajari, menyaksikan bahwa gurunya sangat disiplin dalam mengatur waktu. Karena begitu disiplin, Ath-Thobari mampu menjadi insan yang produktif menulis.
Setiap hari Ath-Thobari menulis 14 halaman. Bayangkan zaman itu belum ada listrik dan laptop, apalagi printer. Tetapi ia mampu melakukannya.
Kalau mau kita jumlahkan, Ath-Thobri menulis selama 72 tahun dan setiap hari 14 halaman, maka sepanjang hayat ia telah menulis 300.058 lembar.
Menurut penuturan Abu Bakar, selesai makan pagi, Ibnu Jarir tidur sebentar dengan pakaian berlengan pendek. Setelah bangun, ia kemudian mengerjakan shalat Dhuhur.
Lepas itu kegiatannya adalah menulis sampai Ashar. Kemudian mengajarkan ilmu Islam, seperti fiqh dan lainnya hingga Maghrib.
Lepas Maghrib mengajar kembali hingga tiba waktu Isya’. Baru pulang ke rumah.
Jaga Kuat Waktu
“Sungguh saya telah berjumpa dengan beberapa kaum, mereka lebih bersungguh-sungguh dalam menjaga waktu mereka daripada kesungguhan kalian untuk mendapatkan dinar dan dirham” (Al-Hasan Basri).
Baca Lagi: Menulis Sebagai Pembangkit Semangat
Artinya orang yang akan berhasil adalah orang yang disiplin. Dan, orang yang disiplin adalah orang yang yakin bahwa kebaikannya akan bermanfaat dan bernilai ibadah di sisi Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, mari ambil pilihan dalam kebaikan kemudian disiplinlah. Sedisiplin bagaimana para ulama terdahulu memberikan keteladanan.*