Home cerita Politik Progresif Beradab
Politik progresif beradab

Politik Progresif Beradab

by Imam Nawawi

Hasman tampak mengernyitkan alis. Tapi ia bukan sedang membaca berita yang membuatnya gusar. Tatapannya makin tajam. Dalam hatinya bergejolak ingin mengerti apa itu “Politik Progresif Beradab.”

Syuaib yang baru saja menuntaskan kopi hitam tanpa gula di samping Hasman langsung melirik.

“Hei, apa yang kamu baca,” ucap Syuaib mengejutkan Hasman.

Hasman tidak begitu menghiraukan. Syuaib pun mengambil smartphone Hasman.

“Oh, soal politik rupanya. Politik progresif beradab. Ini istilah menarik, belum banyak politisi yang menggunakan istilah ini,” ucap Syuaib sembari mengembalikan smartphone Hasman.

“Kenapa begitu,” balas Hasman.

“Kata senior saya, Bang Royo,” kata Syuaib dengan mimik serius.

“Itu karena politisi sekarang banyak sekali yang kurang oksigen kecerdasan, miskin narasi dan defisit adab.

Memahami politik seenaknya sendiri, yang penting dirinya berhasil jadi pejabat. Kulihat itu namanya kata Dr. Adian Husaini sebagai politisi anak buah Machiavelli.”

“Siapa lagi itu Machiavelli,” Hasman semakin penasaran.

Baca Juga: Desain Politik 2024

Syuaib yang memang baru lulus sarjana juga semangat menuturkan wawasan politiknya kepada Hasman yang baru masuk semester satu jurusan pendidikan.

Memang Hasman agak aneh, kuliah pendidikan, tapi sukanya baca politik.

Politik Bebas Nilai

“Machiavelli itu orang Italia. Ia pencetus teori bahwa dalam politik apapun boleh, asal tujuan tercapai. Mau berkuasa, mempertahankan kekuasaan, intinya boleh segala cara ditempuh,” Syuaib berapi-api menjelaskan.

Hasman melongo sembari akalnya terus mencoba mengkoneksikan bacaannya soal politik progresif beradab dengan penjelasan Syuaib.

“Kalau memang harus pakai teror, pakai saja. Tidak ada masalah. Tarada soal,” kata Syuaib dengan mengubah dialek bicaranya ala orang Papua, yang membuat Hasman sedikit bisa santai dan tersenyum.

“Jadi, politik progresif berdab ini, bagaimana kita berpolitik tidak seperti setan,” Hasman menimpali segera.

“Aha, pintar sekali kamu ini,” Syuaib gembira melihat respon Hasman, sembari menjitak kepala Hasman yang baru saja cukur rambut sepanjang 1 cm itu.

Hasman tertawa lepas. “Hahaha….”

“Kalau begitu apakah politik progresif beradab antitesa dari politik bebas nilai,” Hasman melanjutkan pertanyaan sembari menggeser posisi duduk di sofa dengan wajah menatap Syuaib.

“Bisa juga begitu,” tegas Syuaib.

Cermin Sekarang

Artinya istilah politik progresif beradab ini merupakan jawaban dari realitas politik yang tak keruan hari ini.

Hasman memutar otak menarik garis relevansi antara teori, realitas dan konsep yang penting untuk dihadirkan sebagai jawaban.

“Sebenarnya, politik progresif beradab itu mengajak politisi negeri ini memahami politik sebagai medan ibadah, bahkan medan jihad. Bukan memperkaya diri dengan memburu jabatan,” Syuaib melemparkan opininya lagi.

Hasman semakin serius. Tidak lama ia mengutarakan pertanyaan.

“Tapi pada masa seperti ini apa ada orang mau ke politik dengan paradigma itu, sistem pemilu saja mengharuskan orang punya banyak uang?”

Baca Lagi: Muhasabah Politik Umat

Syuaib menarik nafas dalam-dalam mendengar pertanyaan itu.

“Itu lagi masalahnya. Tapi istilah itu penting bagi kita yang muda sekarang. Sebab dunia pasti berubah. Kalau kita tidak paham istilah politik progresif beradab, saat kita waktunya berperan nanti, kita akan hanyut dengan politik rusak sekarang,” Syuaib tampak kurang mampu mengendalikan emosinya.

“Politik rusak, orangnya kali yang rusak,” Hasman mulai menggoda Syuaib yang tampak ingin mengakhiri diskusi tema politik itu.

“Nah, betul. Orangnya yang rusak. Kalau mau politik bagus, orangnya diperbagus. Caranya tanamkan kesadaran jiwa untuk terus bermanfaat, membangun, progresif, tapi tidak kehilangan adab. Adab itu pesan sila ketiga Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab,” tutur Syuaib sembari beranjak dari sofa.

Hasman senang mendengar itu. Ia puas. Tetapi penasaran kemana Syuaib akan pergi.

“Terus mau kemana kah Kak Syuaib sekarang?”

“Ngajar ngaji, Man. Biar lahir generasi progresif beradab. Mungkin mereka kelak yang bisa membawa wajah Indonesia maju dan bermartabat,” jawab Syuaib sembari menghidupkan motor bututnya menuju ke salah satu Rumah Quran yang ia bina selama ini.

Hasman tersenyum. Ia pun kembali membaca sampai lelah dan tertidur dengan kecamuk wacana politik progresif beradab dalam jiwanya. Hasman terbawa mimpi, seru sekali.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment