Mas Imam Nawawi

Pohon
- Artikel

Pohon Saja Memberi Manfaat, Lalu Kita?

Suatu waktu saya berpikir, pohon buah itu luar biasa. Ia tumbuh dalam kesendirian, tak pernah pergi ke mana-mana. Namun, ia fokus menguatkan akar, membesarkan batang, dan merimbunkan daun. Hingga akhirnya, pohon itu memberikan buah yang bisa dinikmati manusia. Jika kita belajar dari pohon, seharusnya manusia juga merasa perlu untuk bermanfaat. Masa iya kita kalah dengan […]

Suatu waktu saya berpikir, pohon buah itu luar biasa. Ia tumbuh dalam kesendirian, tak pernah pergi ke mana-mana. Namun, ia fokus menguatkan akar, membesarkan batang, dan merimbunkan daun. Hingga akhirnya, pohon itu memberikan buah yang bisa dinikmati manusia. Jika kita belajar dari pohon, seharusnya manusia juga merasa perlu untuk bermanfaat. Masa iya kita kalah dengan pohon?”

Yang membuatku terkejut adalah, pikiranku ternyata sejalan dengan penjelasan Buya Hamka dalam buku Buya Hamka karya Imron Mustofa.

Penjelasan itu Buya Hamka berikan atas penafsiran dari ayat ke-24-26 Surah Ibrahim.

“Ibarat pohon, orang dengan akal-budi sempurna senantiasa memberikan manfaat bagi orang lain. Daun yang rindang, misalnya, bisa meneduhkan orang yang bernaung di bawahnya.”

Makna Daun dan Buah dari Pohon

Kita bisa memaknai bahwa setiap tindakan mereka menjadi seperti daun yang rindang, memberikan keteduhan dan kenyamanan bagi orang lain.

Mereka bukan hanya berfokus pada dirinya sendiri, tetapi senantiasa berbagi kebaikan, memberi dampak positif kepada masyarakat, serta menjadi sumber inspirasi dan ketenangan bagi orang di sekitarnya.

Kemudian, pohon yang memberikan buahnya untuk dinikmati banyak orang, artinya, mereka bijaksana dan penuh pengertian. Itulah orang yang akan menghasilkan manfaat yang melimpah untuk sesama.

Keberadaan mereka terasa dalam setiap kebaikan yang ditularkan, dalam setiap kata yang menguatkan, dan dalam setiap sikap yang penuh empati.

Dengan demikian, mereka yang memiliki akal-budi sempurna tidak hanya tumbuh untuk diri mereka sendiri, tetapi juga berkontribusi besar dalam menciptakan dunia yang lebih baik.

Akar Pohon yang Kokoh

Buya Hamka juga menjelaskan, “Pun dengan akar-akarnya yang kuat, bisa menjaga tanah agar tidak longsor. Semuanya mengarah pada kemanfaatan bagi manusia dan alam.”

Kita seringkali lupa bahwa menjadi pribadi yang bermanfaat tidak hanya soal memberi secara langsung, tetapi juga tentang menciptakan dasar yang kokoh bagi orang lain untuk tumbuh.

Seperti akar pohon yang menjalar jauh ke dalam tanah, kekuatan sejati seseorang terletak pada integritas dan prinsip yang mereka pegang.

Ketika kita memiliki akar yang kuat, kita mampu bertahan menghadapi segala ujian hidup, dan lebih penting lagi, kita bisa menjadi penopang bagi orang-orang di sekitar kita.

Dengan demikian, kita bukan hanya bertumbuh, tetapi juga menciptakan fondasi yang aman bagi generasi berikutnya.

Menjadi pribadi yang bermanfaat berarti kita juga harus memperhatikan lingkungan kita—baik itu keluarga, teman, atau masyarakat sekitar.

Seperti pohon yang memberi keteduhan dan melindungi tanah dari erosi, kita pun dapat memberi pengaruh positif yang melindungi dan memperkuat orang lain.

Setiap tindakan yang kita lakukan, sekecil apapun, memiliki dampak.

Oleh karena itu, marilah kita tanamkan dalam diri untuk menjadi pribadi yang tidak hanya peduli pada diri sendiri, tetapi juga berperan dalam memberi manfaat bagi lingkungan. Semua ini agar kehidupan kita semakin bermakna dan penuh keberkahan.*

Mas Imam Nawawi

 

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *