Home cerita Pertengkaran Drama, Waspadalah!
Pertengkaran Drama, Waspadalah!

Pertengkaran Drama, Waspadalah!

by Imam Nawawi

Asep sudah lama mengamati berita politik terbaru. Telunjuknya terus mengusap layar smartphone ke atas, ke bawah, lalu ke atas lagi. Tampak wajah Asep gusar, seperti termakan isu dalam berita. “Hati-hati, bro. Sekarang banyak drama, termasuk seolah-olah bertengkar, waspadalah, waspadalah!” Teriak Bejo mengejutkan Asep yang serius sejak awal sembari tertawa lepas.

Asep hanya bisa memalingkan wajah, memandang Bejo yang datang tiba-tiba dan membuyarkan imajinasinya.

“Aduh Bejo, pecah konsentrasiku,” Asep berkata kesal.

Baca Juga: Jadi Pejabat Niatkan Karena Allah

“Kamu tau, Jo. Ini tokoh politik dari nganu lawan dengan dengan tokoh politik dari ngana. Ini mengejutkan, Jo. Karena dulu mereka ini koalisi, Jo,” Asep coba menarik konsentrasi Bejo ke bacaan konflik politik yang sedang hangat.

Belajar

“Sebenarnya aku mau dan tertarik, Sep. Tapi, saya kira tidak ada gunanya kita makan isu politik. Lagian kan siapa yang jamin semua isu benar, seperti apa adanya,” ungkap Bejo.

“Kata cendekiawan hebat di negeri ini, apa yang ada di media, sebenarnya justru tidak seperti itu dalam kenyataan aslinya,” Bejo mulai menebar argumentasi.

“Jadi, kamu baca saja semua berita politik, tapi jangan pernah kamu anggap yang kamu baca itu yang begitu juga di belakang layar, itu artinya kamu tukang kutip bacaan, bukan pembaca yang sebenarnya,” ucap Bejo sembari telunjuknya mengarah ke bagian bawah ketiak Asep dengan kecepatan rudal yang mengejutkan.

“Ucapan Bejo, bener, Sep.” Suara Pak Daeng memecah ketegangan.

“Tugasmu sebagai anak muda ya, belajar yang baik dan benar. Kelak tiba saatnya, kamu maju sebagai capres, Sep,” Pak Daeng mengingatkan.

Jernih Memahami Politik

“Saya setuju dengan pendapat Bejo dan Pak Daeng. Kita memang harus jernih memahami politik. Tetapi saya tidak paham-paham sampai sekarang, kenapa dalam politik orang sampai bisa sepakat membuat drama,” Asep menembakkan pandangannya.

Pak Daeng menggelengkan kepala. “Namanya orang haus kekuasaan, apa saja bisa mereka lakukan. Jangankan melakukan drama, merusak hukum itu bisa mereka lakukan kalau mereka gelap hati.”

Baca Lagi: Seandainya Mencuri Bikin Bahagia

Asep mulai mematikan layar smartphone-nya. “Iya juga, ya, kenapa kita mesti ikut emosi mereka, yang boleh jadi juga skenario atau rekayasa belaka. Ah, sudahlah. Politik aktif saja, waktu nyoblos, pilih capres yang bagus. Selebihnya peduli amat mikirin manuver politisi. Lebih baik belajar dan cari pengalaman yang manfaat untuk masa depan.”

“Sep…Sep, kenapa senyum-senyum,” Bejo heran.

Asep menerangkan, “Aku tahu Jo, politik itu cukup kita tahu, lihat dengan jernih. Supaya aku, kamu dan Pak Daeng, tetap saudara, bukan bermusuhan karena beda pandangan politik.”*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment