Terik mentari sedang panas-panasnya. Saya tertarik pada satu ayat Alquran yang menjelaskan fungsi, manfaat atau bahkan hikmah dari kisah itu sangat luar biasa. Pernahkah kita membayangkan dunia tanpa masa lalu, tanpa kisah?
Kisah itu penting karena kita memang manusia yang Allah tetapkan hidup di akhir zaman. Teknologi Allah bentangkan, kehidupan Allah mudahkan. Namun sisi lain, tak ada lagi Nabi dan tak perlu lagi ada pembaruan. Islam sebagai cahaya, cukup, bahkan sempurna.
“Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Alquran).” (QS. Thaha: 99).
Peringatan itu adalah target dari kisah yang Allah hadirkan dalam Alquran. Dahulu ada Fir’aun dan Nabi Musa. Tugas kita sekarang memilih jalan, mau jalan Fir’aun atau jalan keteladanan dari kenabian, termasuk dari Nabi Musa as.
Semua ada konsekuensinya. Kalau memilih jalan Fir’aun resikonya jelas, neraka. Dan, kalau memilih jalan kebaikan seperti yang Nabi Musa as tempuh, insha Allah selamat dan bahagia.
Peroleh Banyak
Sekarang anak muda akrab dengan istilah “menang banyak.”
Demikian pun kalau kita memahami kisah masa lalu, terutama yang terekam dalam Alquran. Kita akan memperoleh banyak, menang tidak sedikit.
Pertama, kita akan mendapatkan hikmah. Kemampuan diri memahami makna dan nilai dari kehidupan, sehingga tak mudah diri terkecoh kebusukan berlabel keharuman.
Kedua, kita dapat meneguhkan keimanan. Dunia dari dahulu sampai sekarang tidak berubah, kecuali teknologi dan nama orangnya. Sifat dasar manusia sama, suka harta, mudah senang keburukan dan lemah. Tapi yang sabar, baik amalnya, akan bahagia. Maka selamatkan diri dengan kekuatan iman dan takwa.
Ketiga, kita akan memahami jalan menyongsong masa depan dengan keberhasilan. Orang yang tak paham sejarah, tak akan pernah tahu jalan menuju kemenangan.
Kekuatan
Dengan demikian memahami sejarah akan memudahkan kita memiliki kekuatan yang diperlukan dalam hidup.
Baca Juga: Tiga Langkah Agar Selalu Optimis
Kekuatan itu adalah karakter positif nan mulia dalam diri. Seperti sikap senang pada kejujuran, keadilan dan kasih sayang.
Kemudian hati juga tenang dan yakin dalam memegang nilai-nilai kebaikan untuk kehidupan sehari-hari.
Lebih jauh memahami kisah juga akan mendorong diri kita mampu berpikir secara kritis dan analitis.
Dan, yang sangat kita butuhkan dari memahami kisah adalah kemampuan untuk lepas dari demotivasi.
Demotivasi adalah perasaan merasa lelah, kehilangan semangat, lalu menyerah untuk melakukan sesuatu hal atau pekerjaan. Ia tak lagi memiliki harapan di masa depan.
Membaca Sejarah
Oleh karena itu langkah penting yang kita butuhkan sebagai manusia, sebagai Muslim-Muslimah adalah gemar membaca sejarah.
Baca Lagi: Berubah dengan Berkah di Pagi Hari
Kalau tidak mau baca? Silakan saja. Tidak ada paksaan dalam hidup ini.
Akan tetapi kalau kita salah jalan, apalagi sengaja membangkang dari kebenaran (peringatan Alquran) Allah tegaskan, siap-siap dengan beban yang berat pada hari Kiamat.
Jika hal itu kita hubungkan dengan perintah Iqra (membaca), maka jelas, jalan keselamatan itu dua. Pertama membaca. Kedua memahami sejarah, mengerti kisah dan berupaya untuk tak mengulangi kesalahan umat terdahulu.*