Home Kajian Utama Pergantian Tahun, Apa yang Perlu Dirayakan?
Pergantian Tahun Apa yang Perlu Dirayakan

Pergantian Tahun, Apa yang Perlu Dirayakan?

by Imam Nawawi

Pergantian tahun, apa yang perlu kita rayakan? Coba berikan jawaban, atas dasar apa, kita melihat penting memestakan akhir atau pergantian tahun miladiyah itu perlu, terutama bagi umat Islam?

Terkadang kita harus lurus hati. Bahwa acapkali apa yang kita buat, tidak benar-benar kita renungkan secara mendalam, mengapa itu “harus” kita lakukan. Soal nanti, pergantian waktu, apa yang menyudikan seseorang melakukan pesta atau bahkan perilaku menyimpang hingga larut malam?

Kemudian coba masing-masing kita melakukan eksperimen atau mengingat-ingat masa tahun sebelumnya kala kita bersuka-suka dan mengamalkan hal negatif, apakah ada ketenangan hadir dalam jiwa?

Baca Juga: Memahami Kembali Makna Waktu

Dugaan kita sama, hanya kelelahan dan kesusahan hati yang akan datang. Hal ini tidak lain karena fitrah manusia hanya mau dan nyaman serta bahagia kalau melaksanakan amal kebaikan demi kebaikan. Bukan sebaliknya!

Nah, apalagi saat ini orang mulai banyak sadar bahwa waktu adalah anugerah. Waktu tidak bisa kita kelola. Maxwell (The Leadership Handbook) mengatakan bohong kalau ada orang mengatakan ada yang namanya “pengelolaan waktu.”

Sifat Waktu

Waktu terus berjalan, tidak ada yang bisa menjeda apalagi menghentikan. Waktu terus berputar entah kita sadar atau tidak.

Jadi berhenti memahami waktu sebagai hal yang bisa kita kelola apalagi bisa kita cari. Berapa banyak orang mengatakan nanti kita cari waktu. Itu pertanda ia tidak serius atau tidak siap untuk satu hal penting.

Maxwell berkata waktu adalah komoditas paling berharga dalam kehidupan ini. Jadi orang yang mau sukses mereka terus berpikir bagaimana cara memanfaatkan wkatu.

Maxwell memberi contoh, “Apakah saya mendapatkan hasil terbaik dari waktu saya?”

Hasan Al-Banna juga mengatakan, “Kehidupan manusia tiada lain adalah waktu yang dihabiskannya sejak lahir hingga datangnya maut.”

Oleh karena itu berhenti memahami waktu dengan cara pandang yang salah. Apalagi sampai memandang waktu sebagai kesempatan berbuat salah, entah menjadi pribadi yang serakah atau bedebah.

Resolusi 2023

Kalau ada yang harus kita pikirkan secara mendasar sebenarnya adalah apa yang akan kita lakukan pada 2023 dan tentunya setiap detik ke depan.

Alquran memberikan panduan, bahwa semua urusan manusia itu merugikan. Kecuali yang mengarah pada kokohnya iman, antusias dalam amal sholeh, dan saling menguatkan dalam kesabaran dan kebenaran.

Panduan itu mengharuskan kita berpikir keras mengenai hal apa saja yang dalam keseharian dapat meneguhkan iman, membuat spirit beramal sholeh tidak padam. Kemudian dalam interaksi dengan sesama bukan semata bisnis dan keuntungan, tetapi juga kesabaran dan kebenaran.

Dalam konteks mahasiswa, jelas ia tak perlu memandang hape sampai berjam-jam. Tetapi memandang Alquran dan hadits yang harus diperkuat. Bagi seorang ayah ia tidak boleh hanya “peduli” pada kesenangan istri dan anak secara badaniah. Tetapi juga keselamatan akhiratnya.

Baca Lagi: Lihai Menyiasati Waktu

Bagi para pemimpin, pejabat negara, mereka harus berubah pada 2023 untuk selalu berani, jujur, dan mengedepankan kepentingan rakyat. Bukan kepentingan hati manusia yang menghamba pada benda-benda.

Itulah keinsafan mendasar yang harus kita tempuh pada momen jelang masa transisi tahun. Insya Allah dengan cara seperti itu kita tidak akan terlengah oleh kenaiman yang menyengsarakan. Tetapi kita semakin optimis bahwa Allah akan mendekatkan kita dengan kebahagiaan yang nyata, yang hakiki.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment