Home Kisah Perencanaan Keuangan Keluarga
Keluarga Muslim perlu memiliki perencanaan keuangan

Perencanaan Keuangan Keluarga

by Mas Imam

Sebagaimana sebuah perjalan menggunakan kendaraan di jalan raya, siapapun harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas, yang mengharuskan semua pengemudi memiliki perencanaan matang.

Ini berarti perencanaan menjadi sangat penting. Karena itu sangat baik keluarga Muslim dalam hidup ini memiliki perencanaan, termasuk perencanaan keuangan.

Bagaimana manusia memanfaatkan kekuatan yang Allah berikan berupa umur, kesehatan, dan kecerdasan, bahkan kekayaan menjadi satu bekal menyusun perencanaan untuk masa depan.

Masa depan yang bukan sekedar semakin baik dalam arti sempit duniawiah, melainkan komprehensif, hingga kebaikan batin dan berdimensi ukhrawi.

Oleh karena itu, cara pandang seorang Muslim dalam hidup ini adalah mempelajari banyak hal untuk kebaikan lahir dan batin. Bahkan dalam hal belajar keuangan pun, untuk kebaikan rumah tangga atau keluarga landasannya harus berdimensi ukhrowi.

Di sini keluarga Muslim harusnya sadar dengan kewajiban atas harta yang dimiliki, terutama sisi zakat yang wajib.

Baca Juga: Nikmatnya Menguliti Diri Sendiri

Kemudian alokasi infak dan sedekah atau wakaf untuk hadirkan diri lebih bermanfaat bagi pembangunan umat, bangsa dan negara.

Mudah Makan yang Halal

Jika keluarga Muslim memiliki perencanaan keuangan, maka banyaknya harta akan maslahat. Sedikitnya pun akan menumbuhkan sikap qona’ah.

Karena keluarga Muslim punya komitmen yang jelas, bahwa tidak akan menghalalkan segala cara. Dan, akan berjuang sepenuh hati untuk memakan hanya makanan yang halal.

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. 2: 168).

Keluarga Muslim idealnya punya perencanaan

Keluarga Muslim idealnya punya perencanaan

Mengapa orang sampai nekat korupsi? Boleh jadi ia dikuasai hawa nafsu, sehingga sedikitnya harta tak menumbuhkan sikap qona’ah, tapi malah rakus dan serakah.

Sebaliknya, mengapa ada orang kaya yang pelit? Boleh jadi ia tidak mengutamakan harta yang halal, sehingga banyaknya harta baginya semakin menumbuhkan sikap negatif yang akan mengantarkannya pada muara kesengsaraan.

Sebab bakhil sama sekali tidak memberikan keuntungan, baik di dunia lebih-lebih di akhirat.

“Ingatlah, kalian adalah orang-orang yang diminta untuk menafkahkan sebagian harta kalian di jalan Allah, namun di antara kalian terdapat orang-orang yang bakhil. Siapa pun yang bersikap bakhil (kikir), maka sesungguhnya ia bakhil (kikir) terhadap dirinya sendiri, sebab Allah Mahakaya dan kalian adalah orang-orang miskin.” (QS Muhammad: 38).

Dengan demikian, jadilah keluarga Muslim yang hartanya dibelanjakan untuk kebutuhan diri sekaligus dibelanjakan di jalan Allah melalui zakat, infaq, sedekah, peduli anak yatim-piatu dan dhuafa, serta wakaf. Itulah cara terbaik selamat dengan harta yang kita miliki.

Nikmat Harta

Nikmat kekayaan atau harta harusnya menjadikan kita semakin cerdas dalam pengelolaan keuangan. Jangna boros, jangan kikir. Tengah-tengah, hidup sehat secara keuangan. Sebab kelak semua nikmat ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ta’ala.

“Silakan cari uang, tapi ingat itu harus jadi kendaraan menuju taqwa. Miliki kebutuhan yang diperlukan, kendaraan, rumah, atau jalan bersama keluarga. Tapi jangan lalai, sebab itu semua adalah hal yang sifatnya sementara. Harta harus memberikan kita keuntungan jangka panjang dan abadi. Apalagi kalau bukan investasi akhirat,” urainya menegaskan.

Baca Juga: Ikhlas Dalam Ketidaksesuaian yang Dihadapi

“Jangankan ada harta, sedang sempit pun keuangan, jangan tidak berinfaq di jalan Allah,” imbuhnya.

Demikianlah uraian mencerahkan dari senior saya di BMH, Ustadz Abdul Chajib Khalik, SE, MM dalam taushiyah ba’da Shubuh di sebuah hotel di Bogor. Selain ahli keuangan, beliau juga seorang dosen di STIE Hidayatullah Depok.*/Imam Nawawi_Penulis Buku Sabar

 

 

Related Posts

Leave a Comment