Home Kajian Utama Perbaiki Profil Diri dalam Sehari
Setiap hari ada kesempatan perbaiki profil diri

Perbaiki Profil Diri dalam Sehari

by Mas Imam

Membawa Indonesia lebih baik, memang cepat melalui kekuasaan. Tetapi kekuasaan yang tidak diisi oleh orang yang baik, justru mempercepat kerusakan. Akhirnya, rumus sederhana meski makan waktu mesti diterapkan, yakni perbaiki profil diri dalam setiap hari, ke depan bangsa akan menjadi lebih punya arti.

Di sini memang tidak mudah. Karena era sekarang umumnya orang mau instan. Tapi, sejarah telah menjelaskan bahwa tidak ada keberhasilan tanpa proses panjang yang penuh perjuangan dan pengorbanan.

Konstantinopel itu telah lama disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW akan ditaklukkan. Tetapi siapa yang berhasil diberikan penjelasan umum akan kriteria pemimpin dan pasukannya.

Baca Juga: Pemuda Islam Menguasai Data

Ternyata, pemimpin penaklukkan itu adalah sosok orang yang sholat berjama’ah tidak pernah ditinggal, sholat sunnah terus dijalankan, bahkan sholat Tahajjud tidak pernah dilewatkan. Artinya, pemimpin ini benar-benar bagus profil dirinya, bukan dalam sejarah hidupnya, dalam kesehariannya.

Menariknya, profil itu juga sama pada semua pasukannya. Tidak pernah tinggalkan sholat berjama’ah, tidak tertinggal sholat sunnah. Dan, sebagiannya melaksanakan sholat Tahajjud walau tidak setiap malam.

Dengan kata lain, kalau ingin meraih sebuah keberhasilan, apalagi kolektif, setingkat bangsa dan negara, perbaikan itu harus dimulai dari sekarang dari hal kecil dan detil. Tidak boleh ada yang terlepas, terlewat apalagi tertinggal.. Inilah profil diri yang harus mulai diperbaiki dan dibangun dalam keseharian.

Tegakkan

Memperbaiki profil diri tidaklah susah. Tegakkan saja apa yang mesti dilakukan. Sholat misalnya, jalankan dengan baik. Kalau belum bisa merasakan nikmatnya, minimal tidak meninggalkan tiang agama ini.

Membaca Alquran misalnya, bacalah Alquran, bahkan sangat bagus kalau sampai membuka tafsir, apalagi sampai menuliskannya menjadi satu pemahaman, artikel atau apa pun yang dapat menguatkan daya ingat sekaligus mendorong diri lebih semangat.

Tegakkan kebaikan agar profil diri bisa bermanfaat bagi kehidupan

Tegakkan kebaikan agar profil diri bisa bermanfaat bagi kehidupan

Senyum, jangan lupa, ini sedekah. Latihlah diri tersenyum di hadapan sesama. Bukan hanya di depan kamera. Tersenyum, berikan kata-kata yang membangun dan tidak berkata kecuali kebaikan. Ini saja tidak mudah, maka perlu upaya terus memperbaikinya.

Berpikir, ini juga jangan salah. Alquran sangat menekankan umat Islam mendalam dalam berpikir.

Kalau merujuk pendapat Gus Baha, bagaimana kita akan sombong, wong sekedar lapar saja kita butuh kepada nasi.

Nasi itu apa, apakah barang mulia? Bukan. Tetapi untuk bisa kuat badan ini, kita perlu memakan nasi yang dari situ kita mestinya sadar, bahwa Allah menjadikan diri kita yang lemah ini bergantung pada makanan bernama nasi.

Artinya, kalau dalam hal makan saja diri mau berpikir, masha Allah, tidak ada yang patut dibanggakan dalam diri manusia ini. Yang ada semakin tunduk dan patuh kepada Allah Ta’ala.

Berproses

“Tetapi, saya benar-benar belum bisa untuk melakukan itu semua,” begitu biasanya sebagian punya alasan.

Jalani perlahan-lahan, berproses. Jangan berharap instan. Sekarang mulai besok rajin. Itu tidak mungkin dalam hukum kehidupan ini. Semua perlu proses dan pertumbuhan.

Sekedar untuk menjadi kritikus, kata Sujiwo Tejo di TV One belum lama ini, seorang petinju harus makan waktu bertahun-tahun untuk bisa tampil sebagai komentator tinju, termasuk komentator bola. Artinya, apa, semua butuh proses.

Nah, di sini orang tidak bisa lepas dengan yang namanya konsistensi. Oleh karena itu, kalau sudah ada tujuan, sadar apa yang harus dilakukan, seseorang baru akan punya energi bagaiman ahidup dengan menikmati proses. Tanpa itu orang akan seperti kutu loncat, loncat sana loncat sini.

Baca Juga: Kegilaan Ini Karena Panjang Angan-Angan

Maunya sih untung, tapi untung itu tidak semua memberikan nilai dan masa yang sejati. Kalau hidupnya memandang untung sebatas uang, begitu uang habis dia akan buntung. Termasuk kalau untung hanya dilihat dari jabatan, jabatan ilang, malang kehidupannya.

Beruntunglah seperti Nabi Yusuf Alayhissalam berproses. Beruntunglah seperti Umar bin Khathab memperbaiki diri terus menerus. Inilah yang dimaksud dengan upaya perubahan, yakni langkah nyata perbaiki profil dalam sehari, sehari, sehari, hingga akhir kehidupan dunia.

Bukan seperti Qarun atau Fir’aun, yang ditipu kehidupan dunia, dikiranya akan jaya, yang ada malah nestapa dan nanti (di akhirat) hidupnya akan disiksa. Na’udzubilah.*

Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda HIdayatullah

Related Posts

Leave a Comment