Home Kajian Utama Perbaiki Bangsa dengan Penerapan Adab Makan
perhatikanlah adab makan

Perbaiki Bangsa dengan Penerapan Adab Makan

by Mas Imam

Kalau dipikir secara biasa, mungkin sebagian orang sudah berkesimpulan bahwa bangsa ini sulit diperbaiki. Tapi, sebenarnya masih bisa diperbaiki. Dan, langkahnya sederhana, mulai saja dari penerapan adab makan dalam Islam, insha Allah perubahan akan terwujud.

Logikanya sederhana saja. Masalah terbesar bangsa ini adalah hilangnya sifat amanah, sehingga korupsi dimana-mana, bicara asal terjadi kapan saja, dan merekayasa masalah juga menjadi mata pencaharian.

Nah, hilangnya sifat amanah inilah yang menjadikan jiwa yang memiliki kewenangan tidak lagi peduli halal haram. Semua dihantam.

Akibatnya, cepat atau lambat, sedikit atau banyak, ajaran Islam banyak yang diabaikan, perlikau manusia kian mendekati gaya binatang, dan akhirnya satu sama lain rusak persaudaraan, rapuh persatuan dan semakin tersulut api permusuhan.

Manusia akhirnya benar-benar kehilangan kemanusiaannya. Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menulis, “Sebagaimana binatang melata lainnya yang tanpa lelah menjelajahi isi bumi demi sekadar mendapatkan makanan dan minuman mereka.”

Baca Juga: Khutbah Jumat yang Menyengat

Hari ini orang keren, berangkat dan pulang pakai pesawat, keluar masuk makan ke restoran. Tetapi, kalau hidupnya tidak mengenal bagaimana adab makan, maka niscaya dia tak ubahnya binatang melata.

Pesan Imam Ghazali

Mengawali bahasan tentang Adab Sebelum, Sedang dan Sesudah Makan, Al-Ghazali dengan tegas menuliskan.

“Seungguhnya, tujuan hidup yang utama dari hamba-hamba Allah SWT, yang shalih adalah bisa menjumpai dan melihat Rabb mereka di alam akhirat kelak.

Dan, tidak tersedia jalan lain untuk dapat menjumpai Allah SWT, kecuali dengan ilmu dana mal yang shalih.

Sedangkan ilmu dan amal yang shalih tidak mungkin diperoleh tanpa memiliki tubuh yang sehat, dan tubuh yang sehat tidak mungkin diperoleh tanpa menjaganya dengan memberikan asupan makanan serta minuman yang baik lagi halal.

Dengan demikian, makan dan minum yang sesuai aturan syari’at mutlak diperlukan.”

Allah SWT, berfirman, “Makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shalih.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 51).

makanlah rezeki halal

makanlah rezeki halal

Kemudian Al-Ghazali menegaskan, “Siapa saja yang makan dan minum demi memperleh ilmu serta amal shalih dan juga dilatari sikap taqwa kepada Allah SWT, niscaya makan dan minumnya dinilai sebagai bentuk ibadah.”

Bisa dibayangkan, bagaimana kalau seluruh masyarakat Muslim, baik yang jadi presiden, menteri, ketua umum partai, pengusaha, konglomerat, profesional, dan semua yang ada di negeri ini menerapkan adab makan dengan baik dan memahami serta meniatkan makan untuk ibadah, niscaya sinar keindahan Islam akan memancar ke seluruh dunia.

Baca Juga: Awal Kali Manusia Tergelincir

Akan tetapi, kalau sebaliknya, iman ditanggalkan, adab makan diabaikan, maka rusaklah tatanan kehidupan bangsa dan negara ini. Di sinilah kenapa korupsi sulit diatasi, pungli terjadi dimana-mana dan budaya merasa untung dengan menipu masih teramat kuat diyakini sebagai jalan kebahagiaan.

Adab-Adab Makan

Lantas apa saja adab-adab makan itu?

Menurut Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin ada 7.

Pertama, makanan yang dikonsumsi wajib halal.

Kedua, mencuci tangan sebelum makan.

Rasulullah SAW bersabda, “Bersuci (mencuci) tangan sebelum makan dapat membersihkan kefakiran. Dan melakukan hal yang sama setelah makan mampu membersihkan dosa-dosa kecil.” (HR. Thabrani).

Ketiga, piring atau wadah makanan sebaiknya diletakkan di atas lantai, tikar, atau meja makan (tidak dipegang tangan).

Keempat, hendaknya duduk dengan santun dan tidak banyak bergerak di posisi tempat makanan dihidangkan, serta tetap menjaganya sampai selesai makan.

Kelima, hendaknya sebelum memulai makan kita berniat, bahwa kita makan hanyalah untuk memperoleh kekuatan dalam beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, makanlah seperlunya dan tidak makan hingga kekenyangan.

Kata Al-Ghazali, “Semakin lurus niat kita untuk tujuan menegakkan ajaran agama, akan semakin rendah pula sikap berlebihan kita terhadap makanan.”

Keenam, hendaknya merasa cukup dan besyukur dengan makanan yang telah dihidangkan, serta tidak tergoda untuk mencari yan glebih lezat atau mengada-adakan yang belum tersedia.

Ketujuh, semakn banyak orang yang turut ammbil bagian saat makan, nilainya semakin utama. Ini merupakan salah satu dari amalan yang disunnahkan saat makan.

Rasulullah SAW bersabda, “Makanlah kalian dengan berkumpul, jangan sendiri-sendiri. Sebab di dalamnya terdapa banyak sekali keberkahan (HR. Abu Dawud).

Kesimpulan

Apabila adab-adab makan itu tegak dalam keseharian umat Islam, terutama para pemimpin bangsa, para tokoh berpengaruh di negeri ini, insha Allah, ketidakadilan, kezaliman akan bisa dikurangi bahkan dihilangkan.

Namun, jika sebaliknya, maka kesemerawutan tidak akan pernah selesai. Karena dalam soal makan saja, manusia sudah bukan lagi manusia. Jadi bagaimana mungkin bisa menghidupkan kemanusiaan, keadilan dan kebahagiaan?

Mas Imam Nawawi Ketua Umum Pemuda Hidayatullah
Bogor, 24 Jumadil Awwal 1442 H

Related Posts

Leave a Comment