Seperti kendaraan, mulai dari sepeda sampai mobil, bahkan pesawat, rem sangatlah diperlukan. Termasuk juga di media sosial, sangat butuh rem.
Kasus permintaan maaf seorang publik figur usai berikan statemen yang kurang tepat terhadap sebuah video santri penghafal Quran yang menutup telinga adalah pelajaran berharga bagi kita semua.
Media sosial merupakan sarana komunikasi baru yang sangat cepat dan interaktif. Sekalipun demikian, penting kita tetap berada pada sikap hati-hati, cermat dan tidak tergesa-gesa.
Baca Juga: Media Sosial Sarana Edukasi dan Wahana Syukur
Karena apa yang muncul di media sosial belum tentu seperti persepsi yang kita bangun. Secara fakta dan faktual, boleh jadi tidak sama dengan persepsi netizen.
Di sini, amat penting kita memerhatikan akun dari penyebar berita atau informasi di sebuah media sosial. Sebab, memahami akun penyebar akan menjadikan kita sedikit lebih tahu, perihal karakter dan kesukaan sang pemilik akun. Sekalipun ini mungkin tidak begitu berlaku pada akun-akun anonim.
Share yang Bermanfaat
Maka penting bagi kaum milenial dan generasi Z yang mendominasi dunia digital belakangan ini untuk punya misi di dalam bermedia sosial, minimal share yang bermanfaat.
Dalam mitos Yunani pasca Homer ada istilah “Agora” yakni ruang dimana barang dan infomrasi dipertukarkan, maka media sosial harus menjadi agora yang membangun, bukan memecah dan merusak.
Jika media sosial tidak dilandasi komitmen berbagi yang bermanfaat, maka bisa dipastikan, setiap hari percakapan dunia maya kita selalu tentang perbedaan, saling serang pernyataan, yang pada akhirnya menjadikan bangsa ini kehilangan momentum untuk terus progressif.
Mengingat media sosial memang sangat cepat dan interaktif dan bisa menyebar luas dengan hitungan detik, maka pengendalian, dalam hal ini rem menjadi sangat dibutuhkan.
Kuatkan Pertemanan
Awalnya media sosial hadir untuk membangun silaturrahim, konektivitas dan tenu saja pertemanan di dunia maya.
Namun, kala media sosial dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu yang sifatnya potensial memecah belah masyarakat, di sini media sosial menjadi satu hal yang harus benar-benar disikapi secara bijaksana.
Hal ini tidak lain karena media sosial memang memberikan kebebasan pada pengguna untuk mudah berpartisipasi, berbagi dan tentu saja menciptakana apa yang mereka gemari dan menjadi target dalam bermedia sosial.
Catatan Global Web Index Survei Indonesia disebut sebagai negara yang warganya tergila-gila dengan media sosial.
Presentasi aktivitas media sosial Indonesia mencapai 97,72%, tertinggi di Asia mengalahkan Filipina, Malaysia bahkan China.
Baca Lagi: Hadirlah Sebagai Pemain Aktif
Dengan data seperti itu jelas, semua harus kembali pada kesadaran penting bahwa media sosial harus dijadikan alat pertemanan, komunikasi yang membangun dan tentu saja bagaimana dapat menguatkan identitas kita sebagai bangsa, yang toleran dan cinta persatuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan.*