Home Kajian Utama Penjelasan Anies Baswedan Melihat Pemimpin Masa Depan
Penjelasan Anies Baswedan Melihat Pemimpin Masa Depan

Penjelasan Anies Baswedan Melihat Pemimpin Masa Depan

by Imam Nawawi

Melihat masa depan itu mudah. Dalam hal orang yang bekerja, mengemban amanah, termasuk pejabat publik juga sama. “Tinggal dilihat saja record-nya. Record-nya gimana,” tegas Anies Baswedan dalam “Dialog Kebangsaan Indonesia Bangkit” TV One.

Ungkapan Anies yang coba menjawab pertanyaan pakar komunikasi Tanah Air, Efendi Ghazali, “Bagaimana nanti” itu sangat menarik menjadi perhatian kita semua.

Baca Juga: Berpikir Positif dan Teguh Pendirian

“Prediktor perilaku di masa depan adalah perilakunya di masa lalu.”

Lebih jauh Anies menerangkan logikanya. Bahwa perilaku masa lalu seseorang, terutama pemimpin, itu membentuk suatu pola.

“Dari pola itu bisa diprediksi besok bagaimana,” tegasnya.

Jadi, rumusnya jelas, kalau mau melihat seseorang ke depan akan berperilaku seperti apa, amati betul apa yang jadi perilakunya selama ini.

Orang yang selama ini hidupnya tidak beraturan, maka besok akan sama, juga tidak tertata dengan baik.

“Bila selama ini janji ditepati, besok janji ditepati. Bila selama ini jalan lempeng, besok jalan lempeng,” urainya lebih lanjut.

Kuatkan Logika

Penjelasan Anies tersebut menuntun kita pada kesimpulan bahwa kekuatan logika harus benar-benar menjadi kekuatan utama publik.

Alasannya jelas, dalam praktik pemilu, terutama masa kampanye begitu banyak hoax dan black campaign terjadi selama ini.

Itu berarti pada masa menjelang pemilu 2024 situasinya tidak akan jauh berbeda. Jika publik, utamanya generasi muda gagal menguatkan logika dalam dirinya, maka sangat mungkin bangsa ini kembali menjadi sasaran empuk perpecahan.

Kata Rhoma Irama dalam lagunya, “Cukup satu kali kehilangan tongkat.”

Caranya sederhana saring setiap informasi dan pernyataan orang, terutama tokoh. Apakah ungkapannya rasional, memiliki argumen kuat dan berlandaskan realitas publik.

Setelah itu tambahkan apa yang menjadi pesan dari Anies Baswedan di atas, lihat record-nya selama ini. Karena manusia tidak bisa berubah dalam waktu 24 jam, dari baik menjadi buruk atau sebaliknya.

Oleh karena itu konsep dalam Islam tentang “Tabayyun” harus benar-benar menjadi pemahaman mendalam publik. Verifikasi setiap ungkapan dan narasi yang ada lalu timbang dengan rasio, perasaan, dan tentu saja ilmu dan iman.

Tabayyun adalah langkah paling efektif memastikan logika seseorang tidak lemah atau mengalami yang namanya logical fallacy (sesat pikir), karena sebelum mengambil kesimpulan, semua unsur harus benar-benar melalui tahap penyaringan yang jernih dan jujur.

Cari yang Jujur

Saat banyak pihak berkepentingan meyakinkan publik akan figur pemimpin masa depan dengan ragam narasi dan publikasi, rakyat juga harus melangkah jelas, yakni mencari sendiri siapa pemimpin yang jujur.

Baca Lagi: Tahun 2022 Ini Pesan Anies Baswedan

Langkah ini tidak perlu repot sebagaimana pakar penelitian hendak menemukan sebuah bukti. Cukup dengan melihat record-nya. Cara berkomunikasi. Kemudian transparansinya dalam menjalankan tugas sebagai pejabat publik.

Apabila masyarakat berhasil melakukan itu semua, sangat mungkin para elit politik akan sadar dan karena itu tidak mau lagi berpikir dan bertindak salah. Sekali mereka memaksakan diri maka itu sama dengan bunuh diri.

Jadi, masa depan bangsa dan negara ini juga berada pada kecerdasan rakyat. Elit, oligarki atau siapa pun boleh merencanakan sesuatu yang menguntungkan mereka dan merugikan rakyat. Tetapi kalau rakyat cerdas, beriman dan bertakwa apakah ada langkah palsu mereka yang tidak mendapat jawaban tegas dari rakyat!*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment