Kalimat “Jadilah Guru Sejati” sebenarnya sejak Februari lalu saya dengar dari ungkapan seorang instruktur yang mengisi materi perihal bagaimana mendidik dan mengkader generasi muda.
Rupanya, itu “harus” saya jabarkan pada pagi tadi hingga siang kala secara to the point, sahabat saya, yang akrab disapa Nano menarik saya hadir dalam agenda Rakor Pendidikan DPW Hidayatullah Kalimantan Utara di Bulungan (27/3).
Menjadi guru sejati berarti harus hadir sebagai sosok yang sedari awal memang memiliki niat berjuang, ikhlas berkorban dan sungguh-sungguh dalam mendidik.
Harapannya jelas agar kehadiran diri sebagai seorang guru benar-benar dapat melahirkan generasi yang hebat, dalam akhlak dan kecerdasan. Bukan sekedar guru, yang datang ke kelas tanpa aura perjuangan dan pengorbanan.
Baca Juga: Menulis itu Memulai
Kemudian cobalah raba dalam diri, apakah benar selama ini mendidik dengan maksud melahirkan generasi pejuang atau sekedar sebagai sebuah rutinitas bahwa sebagai guru yang penting masuk kelas, tuntaskan materi dan berikan ujian lalu penilaian.
Pada masa dahulu, orangtua memang akan berusaha menemukan guru sejati bagi putra dan putrinya. Sekarang orangtua kebanyakan tidak lagi peduli soal guru, tapi sekolahnya bagaimana, mulai dari gedung hingga fasilitas yang ditawarkan.
Tetapi harus jujur kita akui, murid dari guru-guru masa lalu sangat luar biasa. Mereka memiliki mental juang, semangat mengabdi dan berkiprah bagi umat, rakyat, bangsa dan negara.
Sebagai contoh, lihatlah M. Natsir yang berguru kepada A. Hasan di antaranya. Kesungguhan A. Hasan dalam mendidik menjadikan Natsir sosok yang teguh, sabar, dan siap juang dalam mempertahankan kebenaran dan membela Islam.
Secara praktis, guru sejati adalah sosok yang kehadirnnya di kelas itu dihormati, ketiadaannya dirindukan para murid, dan tugas-tugas serta ucapannya diperhatikan bahkan diulas oleh murid-muridnya. Kapan guru seperti itu hadir?
Visi
Seorang guru sejati akan hadir manakala dalam dirinya hadir pancaran visi atas dasar keimanan.

mendidik dengan visi itulah guru sejati
Seperti Nabi Muhammad SAW mendidik atas dasar visi menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya (Islam). Maka beliau setiap hari mengajak manusia kepada jalan Tuhan, siang, malam, kerabat, sahabat bahkan secara terbuka masyarakat luas.
Semua itu dilakukan dengan tidak lagi melihat keuntungan pribadi apa yang bisa diperoleh. Tetapi orientasi yang dibangun dalam dirinya kala harus mendidik adalah sebanyak-banyak manusia semoga memahami seruan Islam ini dan memilih mendapatkan hidayah.
Pantas jika kemudian para sahabat yang menuntut ilmu kepada Nabi SAW semuanya berkarakter luar biasa, baik dari sisi kecerdasan intelektual, maupun aklhak dan semangat perjuangan mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia.
Secara teori kekinian mungkin semua itu bisa digambarkan melalui karakter yang harus ada pada diri seorang guru, mulai dari profesional, totalitas, bisa diteladani, dan mengerti tantangan masa depan, sehingga murid-murid yang dididik siap menjadi pemimpin di masa depan.
Libatkan
Pendidikan yang sejati bukan semata di dalam kelas, tetapi juga kehidupan itu sendiri. Jadi, libatkan murid-murid kita dalam tantangan hidup.
Pepatah Barat menyebutkan, “If you tell me, then I will forget; if you show me, then I might remember; but if you involve me, then I will understand.”
Pepatah itu bermaksud memberikan keterangan bahwa penyampaian (pembelajaran di kelas) tidak boleh sekedar bernuansa telling dan showing, tetapi juga harus mengarah pada upaya langsung melibatkan murid itu sendiri.
Ini berarti guru sejati harus berupaya dapat menjadi pemicu dan pemacu munculnya kecerdasan murid dengan cara tidak saja mereka mendengar dan melihat, tetapi juga merasakan dalam keterlibatan langsung.
Baca Juga: Buku yang Kian Dijauhi
Di sini guru sejati akan terlihat karakter aslinya, yakni pejuang sejati yang dalam hal apapun tidak mendidik melainkan muridnya merasakan langsung pengalaman indah dalam belajar.
Lebih dari sekedar itu, murid-murid siap menjadi pribadi yang tahan banting secara mental, ulet dalam perjuangan dan terlibat dalam upaya-upaya membangun kehidupan umat, rakyat, bangsa dan negara di masa mendatang.
Lantas, sudah siapkah kita menjadi guru sejati? Itulah pertanyaan penting yang saya utarakan kala memberikan paparan di forum tersebut. Dan, ini boleh menjadi pertanyaan kita bersama di forum ini.
Mas Imam Nawawi_Perenung Kejadian