Home Berita Pencerah itu Muhammadiyah
Pencerah itu Muhammadiyah

Pencerah itu Muhammadiyah

by Imam Nawawi

Publik Indonesia, online dan offline sepertinya sekarang aktif membahas tentang Muhammadiyah. Ormas yang telah berusia 1 abad 1 dekade itu memang mampu tampil sebagai pencerah. Jadi, pencerah itu Muhammadiyah.

Laman sangpencerah.id mengabarkan. “Dari analisa trending di Twitter hingga Google Trends, banyak netizen dan pemberitaan ikut mengabarkan gelaran akbar Muhammadiyah yaitu Muktamar tahun 2022. Adapun netizen di laman Twitter menyuarakan keberhasilan Muhammadiyah ikut membangun bangsa, dimana hal itu diserukan lewat hastag #TerimakasihMuhammadiyah.”

Demikian pula dengan beragam ungkapan dari tokoh bangsa, termasuk Presiden Republik Indonesia.

Baca Juga: Jadilah Top Skor Kebaikan

“Dengan dukungan keluarga besar Muhammadiyah ‘Aisyiyah, Indonesia bisa menjadi titik terang di tengah dunia yang muram, Indonesia laksana sang surya yang menerangi dunia,” ungkap Presiden Joko Widodo saat membuka gelaran Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah ke-48 di Stadion Manahan Solo (19/11/22).

Seiring kiprah panjang Muhammadiyah untuk umat, bangsa dan negara, beberapa pimpinan partai pun hadir dalam acara pembukaan. Seperti PKS, PKB, PAN dan PPP. Semua mengucapkan sukses untuk Muhammadiyah.

Komunikasi Bagi KH Ahmad Dahlan

Berbicara Muhammadiyah kita perlu mengingat sosok sang pendiri, yakni KH Ahmad Dahlan. Sosok ini paham betul apa itu pesan dakwah.

Dakwah mengharuskan semua paham bagaimana mengkomunikasikannya. Karena itu lisan dan tulisan adalah sama pentingnya.

Anwar Djaelani di pwmu.co menuliskan, “KH Ahmad Dahlan yakin bahwa tulisan bisa menggerakkan orang.”

Kini dalam Muktamar Muhammadiyah ke 48 bisa kita lihat. Bagaimana persyarikatan Islam besar itu menjadi perbincangan publik, dalam dunia nyata dan maya. Bahkan seorang Puan Maharani pun hadir untuk “menampakkan” bahwa dirinya “bangga” dengan Muhammadiyah.

Kembali ke KH Ahmad Dahlan. Beliau sangat mengagumi pemikiran Muhammad Abduh (1849-1905).

Pada 1911 terbilah Majalah Al-Munir di Padang. Semangatnya adalah pembaharuan.

Dan, KH Ahmad Dahlan adalah pelanggan dari majalah itu. Bukan sebagai pembaca pasif, KH Ahmad Dahlan pun menerjemahkan beberapa artikel Al-Munir ke bahasa Jawa, lalu beliau sebarkan.

Kemudian pada 1915 Muhammadiyah mendirikan majalah Suara Muhammadiyah dan sampai sekarang majalah itu masih mewarnai kehidupan kader-kader Muhammadiyah yang meluas di seluruh negeri bahkan dunia.

Pelajaran

Dari Muhammadiyah kita bisa belajar, bagaimana ber-Islam yang benar-benar maju. Maju dalam realitas dengan kemampuan yang mengagumkan dari sisi pendidikan, kesehatan dan sosial.

Baca Lagi: Menggali Mutiara Hidup dari M Natsir dan Abdullah Said

Baru-baru ini Muhammadiyah akan mendirikan rumah sakit ke 121 di Merauke, ibu kota Papua Selatan. Bahkan sempat ramai di media sosial, Muhammadiyah akan membeli gereja untuk diubah menjadi masjid.

Muhammadiyah sebagai pergerakan Islam memang memberikan contoh kemajuan. Kita patut mengambil pelajaran dari Muhammadiyah.

Kader-kadernya intelek, universitasnya dimana-mana. Pemikirannya progresif dan kiprahnya terus meluas dan mengakar dalam kehidupan masyarakat melalui beragam amal usaha yang kian kokoh, profesional dan progresif.

Tidak heran kalau banyak orang bangga kepada Muhammadiyah. Bukan saja kader, tetapi umat, bangsa dan negara ini. Selamat  untuk seluruh kader Muhammadiyah. Teruskan perjuangan!*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment