Pemuda asal Kepulauan Kangean, Sumenep, bernama Muhammad Aqil (28) rela meninggalkan kota Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk berdakwah di pelosok Dobo, Kepulauan Aru, Maluku.
Dalam dadanya menyala-nyala semangat mencerdaskan kehidupan bangsa melalui dakwah. Ia ingin seperti pendiri bangsa yang bekerja dan berbakti kepada Ilahi dengan membangun negeri.
Aqil merupakan salah satu peserta Pernikahan Mubarak Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, yang telah terlaksana pada Sabtu, 18 November 2023.
Dalam wawancara dengan panitia, Aqil menceritakan bahwa ia tidak pernah bercita-cita untuk berdakwah di pedalaman kampung atau di pulau terpencil. Namun, perjalanan takdir Ilahi telah mengantarnya ke wilayah tersebut.
“Tidak ada yang bikin saya betah kecuali karena SK tugas dakwah saya di sana. Jadi selama SK itu belum dicabut saya tetap harus pulang ke sana,” ujar Aqil.
Baca Juga: Keuntungan Besar itu Hadir Karena Ketekunan Membaca
Menurutnya, jika sekadar menuruti keinginan pribadi, maka ia memilih kembali ke asal almamaternya ketika mondok dahulu atau pulang ke kampung halaman sekalian. Namun itu bukan pilihan sosok yang bisa menggoreskan kebaikan untuk masa depan.
Hidup Pindah-Pindah
Aqil lahir di Sapeken, Kepulauan Kangean, Sumenep. Ia kemudian nyantri di Denpasar, Bali, dan lulus dengan gelar Sarjana Hukum. Ia memang anak yang merasakan bagaimana hidup berpindah-pindah. Setelah lulus, ia memutuskan untuk bergabung dengan Pondok Pesantren Hidayatullah dan mengikuti program Pernikahan Mubarak.
“Saya bercita-cita jadi penghafal Alquran. Semoga dengan Pernikahan Mubarak ini saya bisa mendapatkan jodoh terbaik. Bersama keluarga istiqamah di jalan dakwah,” ujar Aqil.
Teguh
Pemuda ini menunjukkan keteguhan dan kejujuran. Hidup tak penting berpura-pura. Kalaupun harus menjalani hidup seperti kura-kura (berjalan lambat) setidaknya itu realita. Bukan cerita utopia.
Baca Lagi: Akhlak, Keadilan dan Ekonomi
Dan, itu sepertinya prinsip hidup dari pemuda yang teguh dalam memegang amanah. Ia rela meninggalkan kenyamanan hidup di kota untuk berdakwah di daerah terpencil.*