Home Artikel Pemimpin yang Bukan Sekadar Menjabat
Pemimpin yang Bukan Sekadar Menjabat

Pemimpin yang Bukan Sekadar Menjabat

by Imam Nawawi

Umumnya orang memandang pemimpin itu yang menduduki jabatan. Itu sah saja, mengingat setiap jabatan terkadang ada bawahan yang menjadi tim kerja. Namun demikian, pemimpin bukan sekadar menjabat.

Sebab pemimpin sejati adalah yang mampu memberi pengaruh terhadap orang lain. Tentu saja pengaruh yang positif dan konstruktif.

Pemimpin yang sebenarnya juga mampu membuat keputusan-keputusan penting yang menjamin orang yang dipimpinnya dalam kebaikan setiap hari.

Baca Juga: Jadi Pemimpin Butuh Kesiapan

Dalam kata yang lain, pemimpin yang tidak original ia tidak mampu memberi pengaruh. Bahkan sangat mungkin membuat bawahannya hidup menderita, lahir dan batin.

Tidak ada keputusan yang mampu ia buat yang mendatangkan kebaikan bagi bawahan. Sebab orientasi dia hanya dirinya sendiri. Kalau ada kesalahan, maka itu tanggung jawab bawahan. Tapi kalau ada kebaikan, maka ia terdepan mendapuk dada.

Penakut

Pemimpin bukanlah sosok penakut. John C Maxwell dalam bukunya “Good Leaders Ask Great Questions” menerangkan bahwa pemimpin yang takut mengambil keputusan penting akan membuat anak buahnya merasa tidak aman.

Pemimpin seperti itu menjadi headline pembicaraan bawahan dengan narasi yang negatif. Bahkan sang pemimpin sendiri tidak mampu menyadari, sehingga ia selalu mencari muka anak buahnya untuk dituding sebagai biang kerok keburukan.

Oleh karena itu setiap individu harus mengerti, apakah atasannya adalah pemimpin atau sekedar pejabat.

Alquran memberikan dorongan agar kita tidak mengikuti langkah orang-orang yang dalam memutuskan sesuatu tidak berbasiskan ilmu.

Bahkan kita sendiri harus berhenti kalau tidak mengerti dasar ilmu mengapa sesuatu harus kita lakukan (Lihat QS Al-Isra: 36).

Idealnya Pemimpin

Maxwell memberikan catatan soal pemimpin yang seharusnya (ideal).

“Salah satu tugas kita sebagai pemimpin adalah melukiskan gambaran masa depan yang mengilhami anggota tim untuk bekerja lebih keras hari ini.”

Baca Lagi: Pemimpin Kok Mengeluh dan Mengancam?

Hal itu berarti seorang pemimpin adalah sosok berpikiran visioner. Bukan sebagai korektor, yang tidak lama kemudian, telunjuk dan lisannya nyaring menyalah-nyalahkan orang lain. Itu bukan pemimpin. Sekali lagi, pemimpin tidak seperti itu.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment