Senja belum lama berlalu (7/2/24). Saya juga baru tuntas merampungkan beberapa hal. Niat hati memadatkan waktu luang, saya membaca berita online. Ketemulah fakta perihal pemimpin tua yang belakangan kabarnya rentan lupa. Pemimpin ini kelas presiden. Kata anak sekarang, “Loh gak bahaya tah?”
Presiden itu adalah Joe Biden. Dalam berita muncul judul “Biden Lupa Nama Presiden Prancis, Salah Sebut Nama Orang yang Sudah Meninggal.”
Kesalahan itu menjadi catatan saat Biden (81) tengah berkampanye di Las Vegas, AS (ahad (4/2/24).
Maksud Biden mau menyampaikan reaksi Macron terhadap pidatonya pada KTT G7 2020 namun lisan keburu mengucapkan nama yang lain.
Dan, masih menurut berita itu, kealpaan itu bukan kali pertama. BIden pernah melakukan keluputan serupa pada September 2022 saat menyebut nama mendiang anggota kongres yang pernah membantunya.
Baca Juga: Sadar sebagai Pemimpin
“Jackie, kamu di sini? Di mana Jackie? Kupikir dia akan di sini,” katanya, yang maksudnya adalah anggota DPR AS asal Indiana, Jackie Walorski.
Cermati
Fakta orang lupa itu sepertinya biasa. Tetapi apakah boleh lupa terjadi pada seorang pemimpin negara?
Posisi Joe Biden yang telah masuk kepala 8 tidak saja mengundang tanda tanya partai lawan, tetapi juga partainya sendiri, Demokrat.
Kalau menyebut nama orang saja ia lupa, apakah ia bisa mengingat perkara-perkara penting dan urgen untuk negaranya?
Ironisnya, lawan Biden dalam Pilpres AS ternyata Donald Trump, ia juga memasuki usia 76 tahun. Lima tahun lebih tua dari Prabowo, capres Indonesia dalam Pilpres 2024.
Namun lupa bukan “monopoli” kaum tua. Anak muda pun bisa mengalami sering lupa, kalau hippocampus yang bertugas menyimpan ingatan terus menurun.
Namun, kita semua bisa mengajukan pertanyaan, apakah suatu negara selalu tidak punya stok pemimpin muda untuk membangun negaranya?
Ataukah itu karena watak generasi tua yang terus ingin tampil sebagai presiden?
Indonesia?
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Itu menunggu hasil Pilpres pada 14 Februari 2024. Akankah presiden terpilih adalah yang dari kalangan tua ataukah dari kalangan yang muda.
Baca Lagi: Jangan Pernah Membenci Nasihat
Satu hal, belajar dari AS, kita tidak mau presiden nanti adalah pelupa. Apalagi lupa yang memang disengaja, yakni melupakan kesejahteraan hidup rakyat.
Seorang presiden terlepas soal usia harus ingat dan komitmen dengan janji, visi misi dan program yang dicanangkan. Jangan ada detik berlalu, melainkan selalu memikirkan nasib rakyat.*