Home Artikel Pemimpin Muda, Apa Maksudnya Muda, Umur atau Karya?
Pemimpin Muda, Apa Maksudnya Muda, Umur atau Karya?

Pemimpin Muda, Apa Maksudnya Muda, Umur atau Karya?

by Imam Nawawi

Pasca putusan MK yang memuluskan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres, narasi tentang pemimpin muda menyeruak. Tetapi apa sebenarnya esensi dari seorang pemuda, umur kah atau karya?

Menurut Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, narasi pemimpinan muda di Indonesia sebenarnya sudah jadi bukti empiris.

Ia kemudian menyodorkan beberapa fakta sejarah. Sukarno misalnya, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia saat usianya 26 tahun.

Kemudian Natsir, telah memimpin Jong Islamieten Bond (Bandung) pada umur 20 tahun.

Dan, Mohammad Hatta, ia menjadi bendahara Jong Islamieten Bond (padang) kala baru saja lepas dari umur 15 tahun.

Baca Juga: Sadar sebagai Pemimpin

Oleh karena itu Reza menetapkan siapa saja yang pihak atau orang yang skeptis terhadap kesanggupan dan ketangguhan anak muda hanyalah orang-orang yang buta sejarah.

Catatan Lanjut

Reza tidak puas dengan hanya menyerahkan dokumen sejarah itu. Ia ingin dokumen itu jadi timbangan melihat anak muda hari ini.

“Sukarno terkenal, namun seberapa terkenal ayahnya? Natsir punya prestasi cemerlang, siapa gerangan ayahnya? Hatta punya reputasi mentereng, adakah yang tahu nama ayahnya? Pun Tan Malaka, siapa pula ayahnya? Bisa dipastikan hanya segelintir orang saja yang bisa menyebut nama orang tua tokoh-tokoh legendaris di atas.

Alhasil, dapatlah disimpulkan, kedahsyatan Natsir, Soekarno, Tan Malaka, dan Hatta sama sekali tidak mendompleng nama orang tua mereka.

Jadi, narasi ihwal kepemimpinan Indonesia masa kini dan masa depan selayaknya tidak berhenti pada dimensi usia belaka.”

Dari uraian pria yang akrab saya sapa Mas Reza itu dalam artikel yang berjudul “Melecehkan Wakil Presiden Usia Belia” di Kompas.com dan dibedah dalam kajian online Pemuda Hidayatullah dapat kita simpulkan bahwa anak muda esensinya adalah karya dan kecerdasan. Bukan muda karena usia apalagi hanya karena faktor keluarga

Lecut Diri

Kalau ada anak muda hari ini tidak puas, atau orang tua yang kecewa dengan perilaku politisi yang begitu kuat aroma otoritariannya, maka dari sekarang lecut diri.

Baca Lagi: Memberi Makan Akal

Buat karya, jangan hanya nyinyir. Bangun kecerdasan dan berhenti menjadi kolektor alasan.

Karena pemimpin muda yang Indonesia butuhkan bukan anak berusia muda (semata). Akan tetapi yang selagi muda sudah teruji kecerdasannya, jelas karyanya dan mampu membaca konstelasi global, sehingga mampu membawa Indonesia pada kemajuan secara nyata, bukan sebatas cerita.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment