Home Kajian Utama Pembelian oleh Tuhan
Pembelian

Pembelian oleh Tuhan

by Imam Nawawi

Suatu sore, Adnan bertanya kepada Andi. Mengapa para sahabat Nabi SAW itu yakin sekali dengan janji Allah. Andi tersenyum lalu berkata, “Itu karena ada pembelian oleh Tuhan, Allah SWT”.

Adnan malah terangsang melempar pertanyaan lanjutan. “Pembelian oleh Tuhan,” ucapnya dengan nada sangat heran.

Andi tak langsung menjawab. Adnan semakin penasaran.

Tak lama kemudian Andi datang dengan Alquran di tangan kanannya.

“Sini, kita lihat ayat 111 Surah At-Taubah,” Andi menarik tangan Adnan agar melihat lebih dekat ayat yang ia sebutkan.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”

Bayarnya Pakai Surga

Adnan tampak masih belum mengerti apa makna ayat itu.

Andi lalu membacakan tafsir Ibnu Katsir atas ayat itu.

“Allah akan membeli dengan Surga, apa yang orang beriman dedikasikan di dalam kehidupan ini berupa ibadah dan amal shaleh, serta jihad. Itu artinya yang kita lakukan akan Allah bayar dengan Surga,” urai Andi.

Adnan mulai bisa connect. Berarti itu yang menjadi semangat para sahabat Nabi SAW tekun dalam ibadah dan jihad.

“Pasti mereka bergembira ya dalam melakukan kebaikan-kebaikan dan jihad,” Adnan melontarkan kalimat, menunggu Andi memberikan persetujuan.

“Tepat,” kata Andi. Adnan pun tersenyum bahagia.

Pelajaran

Perbincangan Adnan dan Andi mengingatkan kita bahwa sebaik-baik jual beli adalah dengan Allah SWT.

Jual beli yang berada dalam zona maksiat, tidak akan mendatangkan maslahat.

Perhatikanlah bagaimana seseorang yang berusaha menipu dengan cara yang luar biasa licik.

Meskipun ia merancang segalanya dengan begitu rapi, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya, pada akhirnya kebenaran tetap akan terungkap juga.

Tidak ada dusta yang dapat tersembunyi selamanya, sebab kebohongan akan runtuh oleh beban beratnya sendiri, meninggalkan jejak yang sulit untuk dihapus.

Ini menjadi pengingat bagi kita, bahwa kejujuran adalah fondasi yang tak tergantikan dalam setiap langkah hidup. Siapa yang bisa jujur di era seperti sekarang? Tetap yang yakin dengan pembelian dari Allah SWT.

Betapa itu adalah “transaksi” sangat buruk. Harta diperoleh, namun hati gelisah sepanjang hidup.

Kalau dahulu ada sahabat yang yakin dengan janji Allah, mau dirinya dan hartanya dibeli oleh Allah. Maka idealnya, kita pun seperti itu. Setidak-tidaknya, kita berada dalam spirit yang sama.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment