Banyak orang merekomendasikan untuk kita membaca buku ini dan buku itu. Suatu hal yang bagus dan patut kita lakukan. Namun, jangan lupa memperhatikan sekitar kita. Pelajarilah sekitar lingkungan hidup kita dan temukan energinya.
Ahad lalu (28/1/24) saya melakukan aktivitas ringan di sekitar rumah. Tidak lama turunlah hujan. Saya pun coba mengambil smartphone dan merekam selama 26 detik.
Baca Juga: Mengagumi Tuhan Melalui Alam
Subhanallah dari hujan yang kurekam itu muncul beberapa pelajaran.
3 Pelajaran
Pertama, hujan adalah kehendak Allah. Kalau kita ibaratkan sebagai sebuah ciptaan, maka hujan ini sangat bergantung pada hal lain, seperti awan, angin dan ketebalan.
Jadi, hujan itu bukan ciptaan “langsung” sebagaimana air di bumi. Ada proses yang harus terjadi. Dan, kala hujan turun, itu hanya karena kehendak Allah. Keren sekali kalau kita bisa mendalami hujan.
Kedua, hujan tidak sekadar turun, ia sangat penting bagi bumi. Laksana air bagi tenggorokan manusia dan hewan, menyegarkan dan menyehatkan badan.
Begitu pula air hujan, ia menjadikan tanah yang tandus subur, sehingga dedaunan pun menjadi rindang.
Ketiga, hujan memberi ibrah kepada kita bahwa jangan melakukan apapun, kecuali membawa manfaat bagi kehidupan. Subhanallah. Betapa dari hujan kita bisa mendapatkan pelajaran sangat berharga.
Biasakan dan Tajamkan
Mulai sekarang, cobalah untuk membiasakan memperhatikan sekitar kita. Boleh hujan, bahkan boleh tanaman yang ada di sekitar rumah.
Suatu waktu Rocky Gerung ditanya, mengapa ia tidak memotong rerumputan yang ada di sekitar rumah. Secara estetik itu menggangu pemandangan.
Tapi, Rocky menjelaskan, secara estetik ia tidak berguna. Tetapi secara substansi ia menjadi teman saya tukar tambah oksigen. Jadi, biarkan saja.
Baca Lagi: Menguatkan Daya Baca
Dalam kata yang lain, ilmu tentang alam, tanaman, bisa kita korelasikan dengan iman kita.
Yang kalau itu terjadi dan malah semakin tajam dalam hati kita, maka boleh jadi dengan izin Allah, kita bisa menjadi insan ulul albab. Insan yang tak berhenti berdzikir dan berpikir, karena takjub kepada-Nya.*