Membahas Idul Adha tidak bisa lepas dari sang kekasih Yang Maha Pengasih. Inilah pelajaran penting dari Nabi Ibrahim, kekasih Allah Ta’ala.
Ayah dari Ismail itu adalah sosok yang memang sangat dekat bahkan cintanya kepada Allah melebihi segalanya.
Hal itu terbukti kala Allah memberikan perintah agar menyembelih sang putra yang lama menjadi dambaan hati Nabi Ibrahim.
Baca Lagi: HIdup Hanyalah Perjalanan
Pesan itu terasa aneh. Namun kala hati yakin dan cinta totalitas, maka Nabi Ibrahim pun melaksanakan. Akhirnya tibalah sampai masa kita sekarang syariat berkurban pada Hari Raya Idul Adha.
Tidak Pernah Ragu
Pelajaran mendasar dari perjalanan hidup Nabi Ibrahim dalam keimanan ialah selalu mampu menghancurkan keraguan dalam diri.
Bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Isamil keraguan adalah kemunkaran mendasar karena keraguan dapat menghalangi seeorang dalam menjalankan perintah Allah.
Nabi Ibrahim senantiasa maju dan tanpa ragu dalam menjalankan perintah Allah. Tidak ada kata mundur.
Setiap penghalang dan kemunkaran harus segera diatasi. Bahkan tatkala Iblis datang mengganggu niat tulus tunduk kepada Allah, keduanya melemparkan batu kepada Iblis dan mengusirnya.
Sangat Menghormati Tamu
Nabi Ibrahim juga sangat memuliakan tamu. Hal itu Allah kabarkan dalam Alquran.
“Maka diam-diam dia (Ibrahim) pergi menemui keluarganya, kemudian membawa daging anak sapi gemuk (yang dibakar) lalu dihidangkannya kepada mereka (tetapi mereka tidak mau makan). Iberhaim berkata, ‘Mengapa tidak kamu makan.'” (QS. Adz-Dzariyaat: 26-27).
Ayat itu menggambarkan adab dan etika memuliakan tamu dari Nabi Ibrahim.
Jadi Nabi Ibrahim tidak menawarkan tamunya lebih dahulu, tetapi langsung pergi sebentar dengan cepat untuk mengambil hidangan secara diam-diam tanpa disadari oleh sang tamu.
Baca Juga: Lihai Menyiasati Waktu
Hal itu menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang yang sangat dermawan, menyuguhkan hidangan terbaik yang ia miliki, yaitu daging sapi panggang yang masih muda lagi gemuk.
Walaupun tamu yang Nabi Ibrahim suguhi makanan nikmat itu adalah para malaikat yang membawa beberapa pesan khusus. Demikian penjelasan Tafsir Al-Munir edisi Indonesia Jilid 14.
Tentulah masih banyak pelajaran indah, penting dan menarik dari sosok Nabi Ibrahim. Semoga Allah jadikan kita semua insan yang bisa mengamalkan nilai-nilai Islam dengan baik, sampai akhir hayat kita.*