Sebagian kita mungkin tidak begitu mengenal, Suku Baduy itu seperti apa. Sekalipun, sesekali mungkin pernah melihat tayangan di televisi atau youtuber perihal suku yang masih bertahan dengan nilai-nilai kehidupannya itu.
Baca Juga: Tingkatkan Tema Obrolan
Hari ini (11/4) saya kembali mendapatkan nikmat Allah berkumpul bersama Suku Baduy yang ada di Kampung Ciater, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
Sebuah kenikmatan yang selalu memberikan tambahan ilmu, iman, dan pelajaran sangat berharga. Kira-kira apa saja ya?
Keberanian
Suku Baduy ada dua jenis, ada yang disebut Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Konon, kalau ada Suku Baduy Dalam ingin masuk Islam atau ganti kepercayaan maka ia harus rela keluar dari kampung halamannya.
Nah, mereka yang kini dibina oleh Laznas BMH itu adalah Suku Baduy yang telah benar-benar hadir dengan keberanian. Memeluk Islam, mempertahankan hidayah dengan suatu resiko tidak memiliki apa-apa dan harus meninggalkan komunitasnya.
Jelas ini satu pilihan hidup yang tidak sederhana. Alhamdulillah mereka tetap teguh dan istiqomah. Atas gigihnya perjuangan mereka, Laznas BMH pun melihat bahwa Suku Baduy yang menjadi mualaf itu mesti dibantu.
Dengan perjalanan waktu yang tidak pendek, hari ini pun telah usai dilakukan peresmian Masjid Baitul Hidayah yang ternyata bukan akhir dari kebaikan yang dihadirkan oleh umat Islam bersama BMH.
“Insha Allah akan kami lanjutkan dengan peletakan batu pertama dan membangun pesantren untuk mualaf Baduy,” kata Kepala BMH Perwakilan Banten, Bati Andalo.
Kekuatan Jama’ah
Satu hal lagi yang secara fakta begitu kasat mata bagiku adalah semua itu tidak lepas dari yang namanya kekuatan jama’ah.
BMH bukanlah lembaga kaya raya, Laznas di bawah ormas Hidayatullah itu tak lebih sebagai penghubung dari kebaikan muzakki untuk kebahagiaan mustahik.
Artinya, bangunan masjid yang menurut Camat Leuwidamar, H. Arsyad cukup megah itu tidak lain bisa terbangun dalam tempo dua tahun adalah karena kekuatan umat Islam yang dikoordinir dalam jama’ah melalui gerakan infaq, zakat dan sedekah.
Saya langsung menerawang ke ruang-ruang sejarah Nabi Muhammad SAW mengapa banyak prestasi spektakuler dicapai meski kondisi umat Islam belum ideal dan unggul seutuhnya, jawabannya hanya satu, kekuatan jama’ah.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya .…” (QS. Al-Fath [48]: 29).
Baca Juga: Metode Membangun Kesadaran
Subhanallah, sekalipun keberadaan saya di Kampung Mualaf Baduy ini tidaklah lama, sungguh kesan yang memancing pikiran saya berlari ke ruang-ruang historis, normatif, dan strategi begitu mendalam.
Pada akhirnya, kepada Suku Baduy yang mualaf pun, kita sungguh dapat menggali hikmah, pelajaran, dan kebijaksanaan. Ya Allah, luar biasa!
Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah