Semua orang menginginkan hidup sukses. Tetapi sukses itu apa, tergantung paradigma (disiplin intelektual) sukses yang tertanam dalam sistem kesadaran masing-masing orang.
Paradigma memiliki fungsi sebagai dasar bagi seseorang dalam memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Tapi, kita anggap paradigma sukses sekarang adalah bagaimana bahagia lahir dan batin dengan skill yang menjadikan diri seseorang punya kemampuan menghasilkan income.
Baca Juga: Memahami Hukum Sukses
Ternyata kalau mau kita cek, dari sejarah orang sukses dimanapun, kuncinya sama, yakni tekun, teguh, dan terus-menerus.
Bahkan seorang Oprah Winfrey pun menyadari hal itu.
Dalam satu video youtube ia berkata, “Jika Anda menawarkan keterampilan dan bakat Anda dalam pelayanan ketika itu Anda lakukan dengan paradigma pelayanan, maka Anda akan mengubah semua yang Anda lakukan dari pekerjaan Anda sebagai sebuah hadiah bagi Anda.”
Tajamkan Skill
Orang yang akan sukses adalah yang sejak kecil membina diri dengan skill yang jelas.
Nabi Muhammad SAW sukses menjadi pemimpin karena memiliki skill sebagai pedagang.
Dan, sekarang kita bisa melihat bagaimana bangsa yang menguasai perdagangan bisa menguasai teknologi dan militer, berpengaruh ke seluruh bangsa di dunia.
Nabi Yusuf AS pun sama, sejak belia dia sangat terampil dalam hal menafsirkan mimpi. Selain itu putra Nabi Ya’qub AS itu juga terampil dalam hal pengelolaan keuangan, bahkan sampai level negara.
Jadi, berdasarkan data orang-orang mulia itu, kita bisa ambil kesimpulan bahwa segera sadari, apa skill yang paling mudah dikuasai dan berdampak manfaat luas bagi masyarakat.
Tetapkan dan jalani dengan penuh konsistensi. Bukankah itu pula yang menjadikan Mo Salah berhasil menjadi pemain besar dunia sekarang ini?
Memberi
Oprah juga mengatakan bahwa salah satu jalan sukses itu adalah kita mau saling memberi.
“Pertukaran timbal balik untuk maju, Anda harus memberi kembali dan bagi saya itu adalah pelajaran hidup terbesar untuk menjadi bahagia.”
Baca Lagi: Sukses dengan Mengubah Sudut Pandang
Artinya perlu interaksi. Tidak akan terjadi pertukaran memberi dan menerima, tanpa interaksi.
Allah Ta’ala menegaskan bahwa manusia ini memang diciptakan berbeda, agar saling mengenal, ada interaksi, ada tukar tambah untuk saling maju.
Dengan demikian, berilah sebagian waktu, energi dan fokus yang kita miliki untuk sampai pada pencapaian skill yang bermanfaat. Kemudian berikan skill itu untuk kemajuan umat, bangsa dan negara.
Problem negeri kita sekarang, tidak sedikit mereka yang duduk pada jabatan penting, berpikirnya hanya mengambil, tidak benar-benar mau memberi.
Dan, bisakah negeri ini maju dengan mentalitas pejabat yang kebanyakan merasa miskin dan tidak bahagia seperti itu?*