Home Kajian Utama Pandangan Ustadz Abdullah Said Perihal Pembangunan yang Utama
Pandangan Ustadz Abdullah Said Perihal Pembangunan yang Utama

Pandangan Ustadz Abdullah Said Perihal Pembangunan yang Utama

by Imam Nawawi

Ustadz Abdullah Said merupakan sosok yang belum banyak khalayak mengenal. Ia adalah pendiri Hidayatullah yang berangkat dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Meski baru memasuki tahun 1980-an, pikirannya tentang pembangunan utama telah jadi perbincangan segenap jama’ahnya yang tentu saja relevan sampai sekarang dan seterusnya.

Hal ini karena pria kelahiran 17 Agustus 1945 itu menekankan pentingnya membangun manusia berdasarkan prinsip paling mendasar dalam diri seseorang, yakni keimanan.

“… Orang beriman itu kerjanya bikin orang, memperbaiki orang, meningkatkan kadar kualitas orang, dan itu mendatangkan kebahagiaan. Maaf, ini bukan berarti bapak dan saudara-saudara, kita tidak boleh bikin jembatan tidak boleh bikin rumah tidak begitu maksud saya. Tapi ada yang lebih penting, tumbuhkan dan bangun iman itu dalam tiap-tiap person.”

Baca Juga: Kontribusi untuk Umat

Tengok sejarah Indonesia, bagaimana sosok M. Natsir (1908-1993) hadir. Ia pernah menjadi Perdana Menteri dan cakap dalam pidato sekaligus lihai dalam menulis. Lisan dan tulisannya sama-sama tajam.

Soekarno pun demikian. Ia sosok anak bangsa yang sangat hobi membaca buku. Tak heran jika Soekarno akhirnya sangat piawai dalam pidato dan juga menulis.

Bung Hatta, pun demikian. Dia penyuka baca buku yang sangat senang menulis. Selepas belajar dari Belanda pada 1932 ia rutin menulis untuk media “Daulat Rakyat.”

Bahkan Hatta menikahi Rahmi pada 18 November 1945 dengan mas kawin berupa buku yang berjudul “Alam Pikiran Yunani.” Dan, lebih menarik lagi, buku itu adalah karya Hatta sendiri kala diasingkan di Banda Neira.

Adanya manusia-manusia yang cakap dan kokoh iman seperti itu menjadikan Indonesia punya daya tawar di mata internasional, sehingga kita bisa merasakan udara kemerdekaan.

Kerja Utama

Menyaksikan hal itu, maka memang tidak ada cara terbaik untuk mewujudkan pembangunan komprehensif, kecuali memperhatikan bagaimana pembangunan manusia, terutama sisi keimanannya.

Karena iman yang mampu mendorong orang bekerja lebih dari sekadar term profesional. Ia rela mengabdi dan mendedikasikan diri untuk kepentingan umat, rakyat, bangsa, agama dan negara.

Dan, ketika iman sudah tumbuh, membangun apapun insha Allah akan jauh lebih mudah.

Ustadz Abdullah Said melanjutkan.

“Bagaimanapun sederhananya kerjanya nanti kalau iman sudah tumbuh, pasti itu punya getaran. (Punya) Daya sedot kebahagiaan yang luar biasa, daya tunjang, daya dukung di dalam menciptakan kesejahteraan lahiriyah ruhaniyah. Masalahnya, dasarnya iman. Sebab kalau sudah modal iman seluruh potensi di alam ini dikerahkan untuk mendukungnya…”

Demikianlah stressing Ustadz Abdullah Said Rahimahullah kala memberikan tausiyah dalam Pengajian Malam Jumat di Karang Bugis Balikpapan, 7/11/1985.

Itulah kerja utama, yang memang butuh kesungguhan, keteladanan dan komitmen tinggi di dalam upaya mewujudkannya.

Yang Allah Panggil

Iman itu penting karena memang sejak awal Nabi berdakwah di Makkah, yang Allah panggil adalah orang yang punya iman dalam hatinya.

Baca Lagi: Merawat Cita-Cita Kita

Panggilan itu adalah tanda kelembutan dari Allah, panggilan mesra, agar kita benar-benar sadar sebagai hamba Allah dan bersiap melaksanakan apa yang Allah ajak dalam firman suci-Nya.

Sahabat Nabi SAW, Ibnu Mas’ud menjelaskan apa sikap kita kala mendapati ayat yang memanggil orang beriman.

“Jika Anda mendengar panggilan Ilahi, ya ayyuha alladzina amanu, maka siapkanlah dengan baik pendengaranmu, karena sesungguhnya ada kebaikan yang Allah SWT perintahkan atau keburukan yang Dia larang.”

Dalam pengertian lain, kalau orang ada imannya, sekiranya ia pejabat, ia akan menjauhi korupsi tanpa takut KPK.

Kalau ia selebritis ia akan mengajak umat manusia pada kebaikan.

Seandainya ia hakim, ia akan tetap pada keputusan yang adil walau datang tawaran harta triliunan Rupiah.

Dan, sekiranya ia rakyat biasa, maka ia akan tetap disiplin, komitmen pada kebaikan, baik ada atau pun tidak ada polisi yang mengawasi. Itulah kekuatan iman.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment