Home Berita Islam dan Pancasila, Ini Pandangan Tajam Gus Hamid
Islam & Pancasila, Ini Pandangan Tajam Gus Hamid

Islam dan Pancasila, Ini Pandangan Tajam Gus Hamid

by Mas Imam

Gus Hamid alias Prof. DR. KH. Hamid Fahmi Zarkasyi kembali hadir menyapa khalayak dalam siaran youtube di Channel AQL Islamic Center (19/8) dengan bahasan tema, Nuansa Islam Pada Proklamasi Kemerdekaan RI.

Menurut penulis buku Minhaj itu peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 76 Tahun sangat kental dengan nuansa Islam dan karena itu tidak boleh hal ini dilupakan atau terlupakan.

“Ada aspek Islam yang dilupakan ini yang begitu penting yang mewarnai perjalanan bangsa ini dari perspektif asas atau weltanschaung atau worldview,” katanya mengawail uraiannya yang tidak begitu panjang namun sangat tajam.

Kemudian Gus Hamid menjabarkan upaya penelusurannya terhadap Pancasila sebagai dasar negara yang ternyata, semua kata kunci di dalam Pancasila bersumber dari bahasa Islam (Bahasa Arab).

Baca Juga: Pesan Gus Hamid Hadapi Pandemi dengan Wahyu dan Akal

“Ternyata pidato Soekarno 1 Juni 45 yang mencetuskan Pancasila itu didahului oleh Muhammad Yamin 29 Mei tahun 45.

Jadi rumusan-rumusan sudah ada sebelumnya berarti saya perkirakan tidak hanya Muhammad Yamin yang berpikir mengenai sila-sila itu.

Muhammad Yamin mempunyai istilah asas Indonesia merdeka. Kemudian Soekarno memproklamirkan Pancasila, itu pun ternyata juga belum masak.

Yamin hanya menggunakan istilah peri kemanusiaan, peri kebangsaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, kesejahteraan, rakyat, konsepnya tidak jelas,” tegasnya.

Mentahnya Konsep Soekarno

Bukan hana Yamin yang dinilai belum jelas, Soekarno pun konsepnya juga sama, tidak jelas dan tidak terstruktur.

“Soekarno juga tidak mempunyai struktur bagaimana sebuah ideologi itu berbasis kepada sesuatu yang sangat fundamental.

Sila pertama bagi Soekarno adalah kebangsaan. Kemudian internasionalisasi, musyawarah keadilan sosial, Ketuhanan yang Maha Esa adalah sila yang terakhir. Tidak terstruktur sama sekali,” jelasnya.

Lebih dari sekedar tidak terstruktur Soekarno tidak memiliki konsep adil.

“Bahkan di dalam sila-nya Soekarno tidak ada kemanusiaan yang adil atau perikemanusiaan seperti yang disinggun sebelumnya oleh Yamin.

Jadi gagasan Soekarno dan Yamin masih mentah. Kapan dia menjadi masak?

Ya, masak sebelah digarap, digodog oleh panitia sembilan yang terdiri dari para ulama dan para agamawan yang mayoritas beragama Islam,” paparnya.

Pancasila Bersumber dari Pandangan Hidup Islam

Dari urain itu kemudian diterangkan bagaimana kala Pancasila ini digarap oleh panitia sembilan.

“Ketika Pancasila digarap oleh panitia sembilan, kemudian tanggal 23 Juni dan kemudian dimasukkan ke dalam Piagam Jakarta bunyinya menjadi seperti yang sekarang ini terstruktur rapi kemudian sila- silanya terstruktur.

Yang pertama adalah Ketuhanan yang Maha Esa seperti yang kita lihat sekarang ini.

Dan, ternyata dibalik itu ada satu filosofi yang sampai sekarang kita masih dibicarakan orang bahwa sebuah pandangan hidup atau worldview di mana pun dan siapa pun kunci pertamanya adalah mengenai Ketuhanan.

Orang kalau tidak percaya kepada Tuhan pasti sila-sila ataupun pandangan hidupnya atau konsep mengenai kehidupannya itu tidak berdasarkan Tuhan.

Jadi, Ketuhanan di dalam Pancasila itu menjadi asas bagi sila-sila selanjutnya. Itulah yang dihasilkan oleh panitia sembilan dan menjadi Piagam Jakarta.

8 Kata Kunci dalam Pancasila dari Islam

Selanjutnya Gus Hamid memberi bukti bagaimana Islam menjadi sumber dari Pancasila itu.

“Yang menarik lagi adalah bahwa di dalam susunan Pancasila yang masuk di dalam Piagam Jakarta itu ada 8 kata kunci Islam yang dimasukkan di situ dan tidak ada pertentangan oleh siapapun.

Pertama adalah mengenai kemanusiaan yang adil dan beradab, ini kata kunci hanya miliki Islam. Aslinya bahasa Arab dan diserap oleh Bahasa Indonesia.

Yang kedua, kata rakyat menjadi kerakyatan, itu aslinya Bahasa Arab, ra’iyah. Kemudian kata hikmat dan permusyawaratan dan perwakilan, sama, itu Bahasa Arab.

Jadi kalau orang alergi Bahasa Arab memang harus ganti Pancasila.

Kemudian ada keadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Kata adil disebut dua kali dalam Pancasila. Dan, adil itu mempunyai akar kata yang sangat dalam.

Ya, kalau kita bicara adil dalam Islam itu adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya atau meletakkan sesuatu dengan sesuai dengan proporsinya, itu adil.

Nah, kalau kita kaitkan keadilan itu dengan ilmu, maka orang yang adil itu adalah orang yang bisa meletakkan sesuatu pada tempatnya sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

Jadi orang yang berlaku adil harus berilmu dalam Islam. Oleh sebab itu orang yang adil dalam Islam itu dekat kepada taqwa,” ulasnya.

Selanjutnya dijelaskan tentang makna beradab dimana orang yang beradab berarti beriman, berilmu dan beramal dan karena itu berakhlak.

“Jadi orang yang adil itu tahu bagaimana menjalankan syariah, akidah dan akhlak di dalam kehidupan sosialnya,” tandasnya.

Pancasila dari Islam

Pendek kata, Pancasila bersumber dari ajaran Islam. Buktinya sederhana, Islam telah ada dan berlangsung begitu lama sejak Soekarno belum lahir. Artinya tradisi berpikir Islam sudah hidup dan berkembang.

Kemudian 8 kata kunci dalam Pancasila adalah bahasa Islam. Tidak ada di dalam bahasa Melayu atau bahasa lainnya di Indonesia ini.

Baca Lagi: Amal Politik dan Kemerdekaan

Lebih jauh dijelaskan oleh Gus Hamid, kata akal, apakah ada di dalam Bahasa Melayu. Tidak ada. Berarti konsep akal yang dikenal bangsa ini bersumber dari Islam dan karena itu juga memahami konsep berpikir.

Jika kemudian ada orang berpikir bahwa Pancasila bertentangan atau perlu dibenturkan dengan Islam, orang itu pasti rabun sejarah dan berpikir tanpa landasan ilmu yang memadai. Allahu a’lam.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment