Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa mendengar adalah kunci? Ya, siapa pandai mendengar, maka ia akan cepat menemukan jalan keluar dari masalah yang membelit, baik masalah diri maupun orang lain.
Hidup memang hanya dua hal, berbicara dan mendengar. Keduanya seperti dua sisi dari sebuah koin komunikasi.
Baca Juga: Pemimpin itu Mendengar Bahkan Bertanya
Namun, seringkali, kita melihat kepentingan untuk berbicara dengan baik lebih utama. Namun sisi lain malah mengabaikan bagaimana pentingnya mendengar.
Ini adalah kesalahan besar, karena kemampuan mendengar yang baik bukan hanya membantu kita memahami apa yang dikatakan oleh orang lain.
Mendengar yang baik juga membuka pintu untuk pemahaman yang lebih dalam, empati, dan hubungan yang lebih baik.
Simbol dalam Spiritual
Islam penuh akan kode atau simbol-simbol penting. Biasanya kita akan memahami dengan baik kalau mau mendengar dan memahami lalu mengamalkannya.
“Sesungguhnya orang yang membaca Alquran mendapatkan satu pahala dan orang yang mendengarkannya mendapatkan dua pahala.” (HR. Darimi).
Artinya, mendengar memang lebih butuh usaha ekstra.
“Barangsiapa yang mendengarkan satu ayat dari Kitabullah, maka ayat itu akan menjadi cahaya baginya.” (HR. Darimi).
Sebuah tanda bahwa orang yang mau mendengar, apalagi bacaan Alquran, pasti akan memperoleh keberuntungan.
Sebuah simbol bahwa kalau kita mau mendengar ayat Alquran, idealnya kita mau mendengar dalam pergaulan. Hanya cara itu yang memungkinkan seseorang memahami apa yang terjadi dan tepat dalam merumuskan solusi.
Bahkan, Allah juga memerintahkan umat Islam mendengarkan dan diam kalau ada ayat Alquran dibacakan. Agar mendapatkan rahmat dari sisi-Nya.
Keuntungan
Mendengar secara langsung memberikan keuntungan pasti. Pertama, melatih kesadaran (awareness exercise).
Baca Lagi: Jangan Lelah Melahirkan Pemimpin
Semakin sering Anda melatih diri akan hal ini semakin mudah Anda memiliki empati, kepedulian dan tentu saja kasih dan sayang.
Kedua, mendengar dapat menanggalkan ego yang destruktif. Ini penting menjadi perhatian orang-orang yang punya kedudukan tinggi, agar tidak merasa bodoh dan rugi kala mendengar suara rakyat.
Ketiga, mendengar merupakan kebutuhan untuk secara berkelanjutan dalam kebaikan. Kalau zaman selalu berubah, maka mendengar adalah perkara utama yang tak boleh kita abaikan.
Oleh karena itu tidak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa kemauan mendengar adalah investasi hidup paling utama. Sebab dunia ini bukan kurang orang yang bicara, tetapi sedikit sekali yang benar-benar paham dalam mendengar.*