Banyak orang grahita bahwa berorganisasi itu penting. Namun sedikit yang mengarifi bahwa berhimpun di perkumpulan yang efektif itu jauh lebih penting.
Secara teori, organisasi yang efektif adalah yang dapat mencapai tujuan secara optimal, punya tingkat adaptasi yang baik terhadap perubahan dan mampu mengagihkan kebahagiaan kepada seluruh pengurus dan anggota.
Dan, untuk bisa efektif, organisasi membutuhkan visi dan misi yang jelas. Kemudian, pihak pemimpin harus mampu menerangkan visi misi itu dengan baik kepada seluruh pengurus dan anggota organisasi.
Satu hal yang utama setelah itu adalah adanya pemimpin yang memberi contoh. Karena setiap orang bukan hanya bisa mendengar, tetapi juga mampu melihat dan berpikir.
Baca Juga: Tularkan Tradisi yang Baik
Saat seorang pemimpin organisasi punya etos kerja yang kuat, sikap positif, adil dan mengetahui bagaimana menata SDM yang ada, ia akan berhasil membawa organisasinya menjadi efektif.
Komitmen
Sebuah buku menyebutkan, organisasi efektif itu memiliki ciri khas.
Yakni kala pemimpin dan semua unsur dalam organisasi memiliki komitmen tinggi terhadap aturan organisasi, rasional, progresif, dan bertanggung jawab dan tidak mementingkan diri sendiri.
Oleh karena itu organisasi itu mesti punya sistem. Yang kekuatan sistem harus lebih baik daripada kekuatan person pimpinan yang ada.
Kalau organisasi kemudian pemimpinnya bergaya raja, itu feodal namanya. Bukan lagi organisasi, karena kultur yang ada persis kerajaan. Apa kata pemimpinnya itu yang jadi undang-undang.
Dan, fakta menunjukkan, organisasi yang efektif dan progresif adalah yang punya sistem kuat yang terus berjalan (lihat buku “Bertumbuh atau Runtuh Langkah-Langkah Menjadi Pemimpin Organisasi yang Efektif dan Membawa Organisasi Kepada Pertumbuhan” karya Maskun Kuncoro Djakti).
Seorang analis politik dalam negeri berkata, bahwa negara yang pemimpinnya otoriter itu akan mengundang “kutukan” ekonomi bagi seluruh rakyat.
Dalam kata yang lain, organisasi yang pemimpinnya “di-Nabi-kan” akan membawa kemunduran, bahkan kehancuran.
Prinsipnya, organisasi butuh pemimpin sekaligus perlu terhadap sistem. Tinggal sekarang apakah organisasi yang ada telah bekerja karena energi sistem atau keserakahan pemimpin yang ciut nyali.
Kualitas SDM Meningkat
Jika seseorang berada dalam organisasi dan terus mengalami peningkatan kualitas diri, maka organisasi itu baik.
Sebaliknya, kalau orang ada dalam organisasi, tapi semakin buruk intelektualitas, moral dan spiritualitasnya, lebih baik tinggalkan saja organisasi yang seperti itu.
Karena himpunan manusia yang baik akan mendorong kebaikan dalam hidup seseorang. Sedangkan perkumpulan orang yang tahunya hanya keuntungan diri sendiri, pasti merugikan banyak orang.
Oleh karena itu satu ciri organisasi yang efektif adalah terus mendorong peningkatan kualitas SDM-nya.
Saat SDM meningkat dari sisi kualitas dan kuantitas, orang akan melihat dan berpikir, organisasi yang diikutinya benar-benar efektif, sehingga orang tertarik mendukung, bahkan terlibat.
Jadi, saat kita berorganisasi, dan tidak ada kemajuan secara kolektif yang bisa diraih, termasuk dalam kapasitas diri sendiri. Plus SDM-nya malah tidak dihargai, terutama yang junior. Malah para senior tidak mampu menguatkan dalam kebaikan dan kemajuan organisasi dalam arti legacy, bahkan cenderung tidak mau tahu dan tidak mau repot.
Baca Lagi: Bekal untuk Tak Berhenti Belajar
Sadarilah, organisasi itu sedang sakit. Walaupun pengurus organisasinya laksana baik-baik saja.*