Kalau kamu puasa tapi tidak berubah watak dan karaktermu, maka kamu masih tertipu. Begitu seorang penceramah pernah menyampaikan tausiyah.
Pertanyaanku dalam hati, siapa yang tertipu. Tidak lama penceramah itu melanjutkan uraiannya. Ciri orang tertipu adalah mengejar yang palsu dan meninggalkan yang asli.
Wah, ini saya kena sepertinya. Ramadan itu targetnya jadi orang baik. Orang yang bertakwa. Salah satu cirinya adalah gemar sedekah atau infak.
Jadi, kalau tangan ini masih enggan berbagi, maka saya tertipu ini. Kamu tertipu sedikit. Tapi koruptor tertipu asli. Asli tertipu.
Begitulah Irul melakukan kontemplasi sepulang dari shalat tarawih dan menyimak kultum dari seorang ustadz. Ia menjadi gelisah, apakah dirinya sudah berhasil dalam Ramadan. Atau malah telah dan tengah tertipu.
Jangan Tertipu Harta
Banyak orang tidak sadar bahwa harta itu alat, bukan tujuan. Tapi lihat bagaimana orang menjadikan harta sebagai kiblat.
Demi dapat harta banyak, masih ada saja orang yang kalau anaknya ingin jadi pegawai menyuap. Itu masih mending. Ada yang untuk jadi pegawai, polisi atau tentara, malah kehilangan uang ratusan juta. Sebabnya ia percaya sama penipu.
Bahkan, demi anak-anak lulus dari sekolah, ada saja orang tua dan atau guru yang membiarkan mereka menjawab soal dengan tidak jujur. Mencontek dan lain sebagainya.
Pejabat, juga sama. Demi berkuasa selama-lamanya, mereka menghimpun uang rakyat dengan cara korupsi. Sebagian berpikir, nanti saya bagi ke rakyat. Pas mau lebaran sama mau pemilu. Rakyat kan tahunya saya baik.
Mungkin pikiran mereka harta itu penyelamat. Padahal, sejarah telah membuktikan, siapa gila harta ia akan benar-benar kehilangan akal sehat. Ia menjelma sebagai orang gila tanpa sadar.
Kata KH. Zainuddin MZ, nanti akan ada manusia yang kepalanya tikus. Kenapa, karena suka menggerogoti uang rakyat.
Harta hanyalah sarana hidup. Tetapi daya tarik harta memang tidak biasa. Intelektual hingga ulama pun ada saja yang terseret godaan harta.
Tetapi alam telah Allah desain sedemikian rupa. Siapa cinta harta lalu melupakan agama, ia pasti merugi dan binasa.
Kendalikan Harta dengan Bayar Zakat
Oleh karena itu kita harus memahami apa makna dan filosofi serta benefit dari mengikuti perintah Allah. Terutama dalam hal membayar zakat.
Ketika orang membayar zakat, ia memupuk sisi kemanusiaannya dengan benar dan serius. Sebab zakat menjadikan kita tetap peduli dan memberikan hak orang lain.
Lebih jauh, zakat mencegah kita menjadi manusia serakah. Mencintai harta secara berlebihan. Padahal, kita sebagai manusia Allah hadirkan di muka bumi ini untuk beribadah.
Artinya apapun yang kita miliki idealnya mengantarkan jiwa kita tunduk patuh dan taat kepada Allah. Bukan malah terpedaya, tertipu oleh kilauan kepalsuan dan kefanaan, terutama harta.*