Home Hikmah Nikmatnya Menguliti Diri Sendiri
cermin adalah alat melihat diri sendiri

Nikmatnya Menguliti Diri Sendiri

by Mas Imam

Mungkin sebagian orang tidak sadar bahwa suka membicarakan orang lain, apalagi sampai menyalahkan, jadikan banyak pribadi kehilangan nikmat yang dapat mengangkat kualitas dirinya, yakni nikmat menghisab atau menguliti diri sendiri.

Dan, buruknya lagi, dalam skala lebih luas, manusia memang benar-benar kehilangan nikmat ini. Sampai-sampai banjir yang terjadi dimana-mana, itu dikarekan cuaca. Ya, cuaca ekstream, atau dalam bahasa yang lain, curah hujan tinggi.

Seorang kolega di facebook menuliskan, benarkah itu karena cuaca, atau karena hutan terus berkurang dan pengelolaan lahan diabaikan setelah pohon-pohonnya ditebang secara ganas dan serampangan?

Jika ini dibiarkan terus dan tidak ada pihak yang memulai untuk mengkoreksi diri (dalam bahasa Islam muhasabah) maka selamanya manusia di negeri ini akan tidak pernah melihat ke dalam.

Baca Juga: Pemimpin yang Berkekuatan Spiritual

Seperti kata Ebiet G Ade, “Tengoklah ke dalam, sebelum bicara.”

Muhasabah Berarti Merawat Diri

Pernah melihat mobil mogok di jalan tol atau di jalanan biasa? Kira-kira, kalau yang mengemudikan mobil berpikir bahwa mogok itu karena jeleknya produsen mobil, bisakah dia tergerak memperbaikinya?

Kadang contoh dan bukti itu tersebar di sekeililing hidup kita. Bahwa kalau mobil ingin performanya bagus dan bisa diandalkan, jangan lupa untuk service rutin, termasuk ganti oli.

Dalam konteks manusia, kala hati gelisah, malas menguasai diri, dan putus ada datang, maka sebenarnya itu bukan karena orang lain. Tapi sangat mungkin dan bisa dipastikan, karena diri tidak dirawat dengan baik. Muhasabah adalah cara terbaik merawat diri, sehingga bisa ‘lari kencang’ dalam kehidupan.

Oleh karena itu, pesan Sayyidina Umar bin Khathab, “Hisablah dirimu sebelum dirimu dihisab (oleh Allah).”

Maknanya, rawatlah dirimu agar selamat di hari dimana masa pertanggungjawaban tiba. Dan, itu seperti penjelasan para ulama, mushasabah pada akhirnya dapat mengangkat seseorang meningkatkan derajat dirinya di hadapan Allah Ta’ala.

Siap Melaju Ke Depan

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).

Artinya, muhasahabah atau menguliti diri sendiri, bagi pemerintah berarti evaluasi menyeluruh akan menjadikan diri lebih mantap menatap masa depan. Tak ada ragu, esok harus lebih maju.

sungguh beruntung orang yang muhasabah (menguliti) diri sendiri

sungguh beruntung orang yang muhasabah (menguliti) diri sendiri

Karena muhasabah memang sarat mencapai sukses, baik dunia maupun akhirat. Dengan langkah seperti ini, maka perbaikan akan bisa disadari penting dilakukan. Kemudian bersegera mengagendakan perubahan itu dengan semangat jiwa yang baru, seperti jujur, berani, tanggungjawab, dan tidak menuding-nuding siapapun sebagai kambing hitam.

Baca Juga: Ikhlas Dalam Ketidaksesuaian yang Dihadapi

Sebab, pada akhirnya, kelak setiap manusia akan bertanggungjawab terhadap dirinya masing-masing. Jadi, mari latih menikmati kegiatan menguliti diri sendiri, sehingga segala kebaikan datang dan segala keburukan lari tunggang langgang, baik dari kepala maupun dada kita semua.

Mas Imam Nawawi Perenung Kejadian
Bogor, 10 Jumadil Akhir 1442 H

Related Posts

Leave a Comment