Home Hikmah Nikmatilah Hari Ini dengan Lapang Dada, Bahagia itu Pasti Tiba
Nikmatilah Hari Ini dengan Lapang Dada, Bahagia itu Pasti Tiba

Nikmatilah Hari Ini dengan Lapang Dada, Bahagia itu Pasti Tiba

by Imam Nawawi

Kalau manusia mau bahagia rumusnya sangat sederhana. Nikmatilah hari ini dengan penuh lapang dada. Karena masa lalu tak mesti memenjara pikiran. Dan, masa depan tak perlu kita takutkan secara berlebihan.

Sebuah ungkapan menyebutkan, masa lalu adalah kenangan, masa depan itu antisipasi. Maka isilah hari ini dengan sebaik-baik penerimaan, kesyukuran dan kesungguhan dalam melakukan kebaikan-kebaikan.

Orang juga mulai mafhum bahwa terlalu fokus pada masa lalu atau masa depan dapat memicu stres dan kecemasan. Masa lalu seringkali dipenuhi dengan penyesalan atau trauma, sedangkan masa depan penuh dengan ketidakpastian.

Oleh karena itu, nikmatilah hari ini. Nikmati dengan memperbaiki iman kita kepada Allah, menjadikannya indah dengan berbuat baik kepada sesama. Dan, buatlah berwarna dengan terus berbagi senyum dan kebahagiaan kepada semua.

Dengan berfokus pada saat ini, kita dapat mengurangi beban pikiran dan lebih tenang. Sebab kalau kita pikir lebih dalam, hidup memang tentang apa yang kita lakukan hari ini. Jika kita bisa fokus berbuat, maka amal-amal itu akan menjadi habit. Dan, itu adalah awal dari pembentukan karakter yang penting jadi “bahtera” dalam menyusuri masa depan.

Isi

Salah satu cara menikmati hari ini adalah mengisi saat ini dengan apa yang Allah perintahkan sekaligus menjauh dari apa yang Allah larang.

Sebab Alquran satu-satunya kitab yang dapat menerangkan secara detail tentang akibat dari setiap perbuatan hari ini.

Ketika seseorang memilih bersikap curang dalam menakar atau menimbang, kata pertama pada ayat ke-1, dalam Surah Al-Muthaffifin jelas: “Celakalah!”

Baca Juga: Milikilah Milik Kita, Itulah Kenikmatan Nyata

“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang).”

“Wail” itu ancaman serius tentang hukuman mengerikan di akhirat, bikin kita lebih hati-hati dalam bertindak.

Artinya, kalau mau selamat jangan mengisi hari ini dengan keburukan, apalagi alasan melakukannya untuk kebahagiaan masa depan. Langkah itu salah. Dan, itulah yang membuat hati manusia terus gelisah, gundah dan insecure.

Tentu masih ada amalan lain yang dapat kita lakukan. Misalnya, kalau kita adalah seorang mahasiswa, membaca 10 halaman buku hari ini itu akan membahagiakan. Karena dalam 1 tahun kita akan membaca 3650 halaman buku. Itu modal penting untuk membangun karakter diri sebagai pecinta ilmu.

Terima dan Terima

Bagaimana kalau hari ini kenyataannya pahit? Terima dan terima. Mengapa?

Pertama, karena menerima akan membuat dada kita lebih terbuka akan cahaya dari ayat-ayat Alquran.

Kedua, menerima keadaan akan mendorong akal dan hati kita memahami masalah dengan jernih.

Ketiga, menerima situasi dan kondisi yang pahit hari ini dapat membuat kita tetap punya nyala api optimisme dalam hati.

Perhatikanlah Nabi Yusuf, saat beliau dibuang ke dalam sumur, api keyakinannya malah berkobar. Mengapa? Karena beliau sadar, hari ini adalah takdir yang harus diterima untuk semakin dekat kepada Allah, sehingga Allah mengubah rasa pahit hari ini dengan kebaikan di masa depan.

Jadi, lapang dadalah! Masih ada hari esok. Semua beban akan sirna jika kita berusaha mendapat pertolongan Allah dengan jernih berpikir dan nyata berkarya, beramal serta berbuat kebaikan-kebaikan. Lapang dadalah!*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment