Siang adalah waktu istirahat, begitulah sebagian orang punya anggapan.
Dunia medis juga memberikan konfirmasi, bahwa istirahat pada siang hari, terutama tidur, itu dapat meningkatkan kemampuan otak mengolah dan mengingat hal-hal yang baru saja dipelajari. Katanya juga, istirahat siang bisa mencegah demensia dan pikun.
Jadi, waktu siang itu adalah waktu yang tepat untuk istirahat. Tetapi tidak juga harus tidur.
Kali ini saya mengisi siang hari dengan menyimak nasihat dari Ketua Yayasan Ummul Qura, Ustadz Hamzah Akbar.
3 Nasihat Penting
Ada tiga nasihat yang saya catat. Pertama, musyawarah.
Setiap keputusan yang diambil oleh lembaga itu tidak lepas dari musyawarah.
Artinya, pendapat setiap orang akan mendapat perhatian, akan tetapi kesimpulan atau kesepakatan harus atas dasar kesepakatan bersama, dalam musyawarah.
Baca Juga: Ustadz Hamzah Akbar: Inilah Momentum Generasi Muda Ekspresikan Perjuangan
Pada tahap itu kita dapat menyingkronkan antara landasan iman dan landasan syahwat.
Landasan syahwat ini salah satunya adanya sifat egoisme dari seseorang yang dapat dikubur dalam musyawarah karena landasan iman kokoh dalam jiwanya.
kedua, takdir. Siapa yang mengetahui bahwa apa yang akan terjadi besok.
Kita hanya bisa merencanakan untuk hari esok bahkan hari ini juga. Tidak ada yang tau apakah rencana ini terselesaikan atau tidak.
Takdir itu bahkan sering bertentangan atas apa yang kita inginkan. Hingga menyalahkan orang lain, fatalnya yaitu terkadang menyalahkan sang pencipta.
Allah berfirman dalam Q.S. Al Baqarah 216;
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Maknanya, apa yang kita sukai belum tentu itu baik bagi kita atau sebaliknya. Bahkan sesuatu yang kita benci belum tentu itu tidak baik, boleh jadi itu justru baik bagi kita. Mencintai dan membenci terhadap sesuatu itu jangan berlebihan.
Ketiga, amanah. Amanah, sebuah kata yang menggambarkan bahwa orang tersebut telah dipercaya, begitulah perkataan banyak orang.
Amanah itu akan datang kepada seseorang yang memang orang menilai mampu mengerjakannya.
Buktikan kepercayaan itu dengan sebuah perkembangan dan hasil yang kita harapkan.
Apa yang menjadi ekspetasi orang-orang, kita harus mengusahakan untuk menjadikan sebuah realita.
Perubahan itu tergantung dengan keseriusan kita dalam menjalankan amanah itu dan sebaik baiknya amanah itu adalah Allah titipkan kepada kita.
Perkembangan sistem saat ini utamanya dalam menjalankan amanah bisa mengubah semua. Oleh karena itu kita harus dapat mengubah sistem menjadi lebih baik. Termasuk sistem digitalisasi sekarang.
Perubahan
Tiga nasihat itu bagi saya adalah landasan untuk terwujudnya sebuah perubahan.
Orang yang selalu bermusyawarah tidak akan salah arah. Orang yang mengubur ego pribadinya akan selamat dari kerugian besar.
Musyawarah kita butuhkan agar setiap keputusan adalah berkah, melangkah dan mewujudkannya pun jadi penguat ukhuwah.
Baca Lagi: Dunia Tanpa Alquran, Seperti Apa?
Demikian pun dengan takdir dan amanah. Kita tidak perlu risau, ke depan akan menjadi orang dengan kedudukan apa.
Yang penting kita perhatikan adalah bagaimana diri menjamin bahwa hari ini kebaikan dan selalu kebaikan yang kita lakukan. Sisi yang lain, jangan pernah abaikan amanah yang telah kita emban.
Melalui amanah kita punya medan juang. Jadi fokus dan sungguh-sungguhlah, jangan mudah lelah dan teralihkan oleh hal-hal yang tidak berfaedah.*
Unaisah_Dosen STIS Hidayatullah Balikpapan