Home Kajian Utama Niatkan Tidak Mudah Marah
Niatkan untuk Tidak Mudah Marah

Niatkan Tidak Mudah Marah

by Imam Nawawi

Kalimat “niatkan tidak mudah marah” tampaknya biasa. Tapi tema ini muncul karena fakta yang Ustaz Asep sampaikan kepadaku.

Ia menulis daftar orang-orang yang harus ia doakan dalam sehari.

“Minimal 10 orang per hari kita doakan. Itu agar kita tidak mudah marah kepada mereka. Orang yang sebenarnya teman seperjuangan dan orang baik-baik,” ucapnya.

Saya mendengar dengan seksama sembari berusaha memasukkan fakta dan penjelas itu ke dalam sistem kesadaranku sendiri.

“Kalau kita mendoakan, kita tidak akan benci apalagi marah. Doa kita pun akan Allah terima. Dan, doa kita kepada orang lain, akan Allah balas dengan doa itu kepada diri kita sendiri,” tegasnya.

Kondisi Marah

Marah itu adalah emosi. Indikasinya ada perasaan tidak suka. Cenderung ingin membenci seseorang, diri sendiri atau hal lain.

Secara terkendali, marah itu wajar. Namun berbahaya kalau terus-menerus marah. Itu bahkan bisa jadi indikasi langsung ada gangguan kesehatan mental.

Kendalikan Marahmu

Apalagi kalau karena marah tidak lagi memerhatikan kehormatan orang lain. Seperti pemimpin yang marah kepada anak buah karena kesalahan. Bahkan ia melakukan aksi marah itu di depan umum. Jelas ini tidak lagi relevan dengan prinsip kebaikan iman.

Jangan pula marah itu memudahkan lisan mengeluarkan kata atau kalimat yang kotor. Ucapan yang buruk dan menyakiti hati orang lain.

Plus, jangan marah terlalu lama, karena itu membakar diri sendiri.

Ketika Rasulullah SAW memberi nasihat kepada seseorang agar jangan marah hingga tiga kali. Itu artinya mudah marah malah menolak berkah.

Nabi Muhammad SAW memberikan ilustrasi menarik.

“Marah itu menyulut api di hati bani Adam. Tidakkah engkau perhatikan, matanya memerah. Dan, urat lehernya mengembang.” (HR. Tirmidzi).

Menahan Amarah itu Takwa

Dalam QS. Ai Imran ayat ke-134 kita temukan bahwa ciri orang bertakwa adalah mampu menahan amarah.

Balasan bagi siapa yang mau menahan amarah itu surga seluas langit dan bumi. Orang baru dapat jabatan yang kadang berurusan dengan KPK saja rebutan. Kalau mereka berpikir secara lurus dan benar, tentu setiap kita akan berburu menjadi orang bertakwa.

Lebih dalam, kata “al-kazhimin” dalam ayat itu, menandakan seseorang mampu menutup dengan rapat kemarahannya. Kalau ibarat wadah air, kemarahan itu tak membuat air tumpah. Artinya ada usaha benar-benar, upaya serius agar tidak marah (secara destruktif).

Nah, kalau kita kembali pada Ramadan, target utama berpuasa itu membentuk pribadi takwa. Menahan amarah adalah salah satu karakter insan bertakwa. Artinya, apakah kita masih akan mudah marah setelah berpisah dengan Ramadan nanti?*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment