Home Artikel Niat, Benar-Benar Menentukan
Niat Benar-Benar Menentukan

Niat, Benar-Benar Menentukan

by Mas Imam

Bicara niat mungkin kita sangat akrab kalau korelasinya dengan ibadah. Ternyata dalam hal ilmu, niat pun benar-benar menentukan.

Kita tidak hanya perlu belajar dan mengamalkan ilmu, tetapi juga memahami alasan mengapa niat sangat memastikan.

Kita harus menilai apakah sebuah ilmu layak kita terima atau justru harus kita tolak.

Baca Juga: Rumus Bahagia

Seperti hermeneutika, ini adalah ilmu yang dari sisi asumsi – ketika hendak kita pakai pada Alquran – benar-benar jauh dari niat objektif.

Kasus Hermeneutika

Syamsuddin Arif menerangkan hal itu dalam bukunya “Orientalis dan Diabolisme Pemikiran”. Bahwa dalam hermenutika ada beberapa asumsi fatal yang memastikan bahwa ilmu itu wajib umat Islam tolak.

“Ia (hermeneutika) mengandung sejumlah asumsi dan konsekuensi.”

Kemudian lebih lanjut ia menyampaikan.

Pertama, hermeneutika menganggap semua teks adalah sama, semuanya merupakan karya manusia. Sebuah asumsi yang lahir dari pengalaman buruk Barat dengan Bibel.

Kedua, hermeneutika menganggap setiap teks sebagai ‘produk sejarah’ – sebuah asumsi yang sangat tepat dalam kasus Bibel, mengingat sejarahnya yang amat problematik.

Asumsi itu kata Syamsuddin tidak berlaku untuk Alquran yang kebenarannya melintasi batas-batas ruang dan waktu (trans-historical). Kemudian pesan-pesannya mengarah kepada seluruh umat manusia (hudan linnas).

Ikhlas

Dengan demikian, hermeneutika sebagai ilmu benar-benar memiliki asumsi yang tidak tepat. Yang jika kita teruskan dan kita paksakan untuk mengkaji Alquran, maka hermeneutika akan menjadi satu niat yang destruktif bagi keimanan dan kesehatan berpikir seorang Muslim.

Oleh karena itu, kesimpulan Syamsuddin Arif sangat jelas dan tegas.

“Karena itu, bagi cendekiawan mukmin, hermeneutika lebih tepat kalau dikategorikan sebagai musibah ketimbang hikmah.” (halaman 184).

Dengan demikian maka niat harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai terjebak oleh sebuah sistem berpikir atau metodologi yang keliru dalam pandangan iman.

Baca Lagi: Menang Butuh Kesiapan

Sebab, ketika manusia salah niat, maka ia akan sampai pada kesesatan.

Oleh karena itu niat harus benar-benar kita prioritaskan. Selanjutnya kita kuatkan dengan keikhlasan dan kesesuaian dengan nilai-nilai Islam, agar Allah senantiasa membimbing kehidupan kita.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment