Home Kisah Ngopi untuk Tidur
Ngopi untuk Tidur

Ngopi untuk Tidur

by Imam Nawawi

Ngopi untuk tidur adalah sebuah pengalaman. Ini bukan sekedar kalimat “kontroversi” untuk gagah-gagahan. Dan, saya tertarik untuk menguraikan bagi kita semua.

Ketika itu saya dengan beberapa teman melakukan perjalanan panjang di pulau Sumatera bagian Timur. Empat provinsi menjadi target dan Alhamdulillah bisa direalisasi. 

Ketika perjalanan baru Lampung ke Palembang, kami semua enjoy saja. Pasalnya sudah ada jalan tol dan itu mirip seperti perjalanan panjang di pulau Jawa.

Baca Juga: Sukses Menikmati Perjalanan

Akan tetapi tantangan mulai hadir ketika kami meninggalkan kota Palembang dan menuju ke kota Jambi. Sepanjang matahari terbit sampai kemudian terbenam kami masih belum bisa meninggalkan Sumatera Selatan.

Selain jarak yang begitu jauh kondisi jalan juga sangat padat dengan truk panjang. Beberapa jenis kondisi jalan yang penuh lubang juga sedikit menghambat perjalanan.

Perjalanan palembang-jambi pun nyaris kami tempuh 13 jam lamanya. Lumayan dan sangat “memuaskan.”

Ngopi

Mengingat perjalanan yang begitu panjang, kami tidak punya target tentang waktu tertentu agar sudah sampai pada posisi tertentu.

Satu hal yang pasti kalau driver lelah maka semua penumpang harus ikut lelah. Maksudnya adalah beristirahat bersama-sama. 

Locus paling baik untuk istirahat bagi kami sudah barang tentu adalah masjid. Di tempat ibadah itulah kami melakukan banyak hal termasuk di dalamnya adalah makan, minum dan ngopi.

Usai minum kopi umumnya orang akan bisa bertahan untuk melek. Tetapi tidak dengan kami semua. Terlebih kalau itu dilakukan malam hari.

Usai makan lalu ngopi tidak lama kami berbaring. Dan, sudah bisa ditebak setelah itu kami semua terlelap. Kopi yang katanya bisa membuat orang melek ternyata tidak berlaku bagi kami yang kelelahan.

Namun satu hal yang aneh kami bisa secara teratur bangun setelah 1 jam tertidur. Kemudian mempersiapkan diri merapikan barang-barang dan melanjutkan perjalanan.

Lelah yang Nikmat

Perjalanan panjang 4 provinsi Sumatera itu telah memberikan kami rasa lelah yang lumayan. Apalagi beberapa orang di antara kami usai itu harus mengikuti rapat selama 3 hari. 

Namun Alhamdulillah kami melihat bahwa rasa lelah adalah bagian penting dalam kehidupan ini. Orang yang hidupnya pernah lelah berarti dia pernah bekerja. Orang yang bekerja berarti dia punya tujuan.

Baca Lagi: Masa Muda Harus Berprestasi

Oleh karena itu selagi masih muda mari perbanyak lelah-lelah dalam bekerja, terutama urusan-urusan keumatan dan kebangsaan. Sungguh Allah akan memberikan balasan pada setiap amal yang kita lakukan sekalipun itu sederhana walaupun tetap melelahkan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment