Home Kisah Ngobrol Ringan di Belakang Rumah Kampung
Ngobrol Ringan di Belakang Rumah Kampung

Ngobrol Ringan di Belakang Rumah Kampung

by Imam Nawawi

Menikmati hidup tak harus di kafe, tempat wisata atau apa pun lah namanya. Itulah yang kudapati dalam lebaran Idul Fitri 1443 H/2022 M. Cukup nyaman dan tenang, ngobrol ringan di belakang rumah kampung bersama keluarga.

Setiap pagi kami semua duduk menghadap titik matahari terbit.

Baca Lagi: Sukses itu Buah Ketekunan

Sembari sinarnya yang hangat menyentuh kulit kami semua, teh hangat khas Sukabumi sedia menemani.

Kami pun bercerita banyak hal. Termasuk tentang perjalanan hidup, kondisi hati saat ini dan dimensi hidup masa lalu yang ternyata lucu.

Cerita Teteh

Salah satu cerita yang dengar dari keluarga ialah perjalanan hidup teteh.

Teteh ini sangat cerdas, sejak kecil hingga kuliah selalu tampak dan menonjol kognisinya.

Wajar jika kemudian karir teteh moncer di sebuah perusahaan.

Bahkan setiap ia bosan pada satu perusahaan, perusahaan lain langsung meminangnya.

Tentu saja kondisi itu jadikan teteh sangat sibuk dalam setiap harinya.

Pukul 06.00 pagi sudah meninggalkan rumah, berangkat ke kantor.

Tapi yang aneh, ia tidak mendapatkan rasa tenang dan tenteram.

“Mungkin karena kala itu obesesinya kerja harus perfect, dapat income besar, sehingga sapa kanan kiri dan keluarga saja tidak sempat,” tutur teteh.

Ibadah

Teteh baru merasakan tenang kala hidup sekarang. Saat tidak lagi menjabat posisi penting dalam perusahaan.

“Tidak dapat uang tapi dapat ibadah dengan baik, sehingga rasanya lebih tenang dan nyaman hidup sekarang ini,” ungkapnya.

Baca Lagi: Cerita Bersama Tentang Cita-Cita

Pada akhirnya teteh memberikan nasihat bahwa hidup yang baik dan aman itu adalah hidup yang tidak berorientasi dunia, katakanlah uang.

Jangan karena bekerja, keluarga terabaikan. Jangan karena aktif bekerja, ibadah terlalaikan.

Saya pun berpikir, kalau begitu harus ada generasi muda Islam yang punya usaha dan perusahaan besar, kemudian karyawan-karyawannya disibghah dengan dakwah dan tarbiyah.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment