Dahulu orang menganggap negara maju itu selalu keren. Hidup bebas, tanpa menikah, dan tidak mau punya anak menjadi simbol kemodernan. Akan tetapi, sekarang beberapa negara maju mulai sadar mereka salah dalam memandang soal keturunan.
Sekarang beberapa negara sadar, rendahnya angka kelahiran, akan menjadi ancaman serius perekonomian sebuah negara. Jika penduduknya yang ada terus menua, maka kepunahan tinggal tunggu waktu.
Subsidi untuk yang Punya Anak
Jepang, menjadi negara yang kini harus membagikan uang negara untuk memotivasi penduduknya mau menikah dan memiliki anak.
Baca Juga: Mengapa Kebahagiaan dalam Islam Justru Terjamin?
Korea Selatan, juga mendorong penduduknya memiliki anak dengan memberikan tunjangan bulanan agar penduduk mau meningkatkan kelahiran. Pemerintah menyediakan tunjangan bulanan senilai 1 juta won alias 740 dolar Amerika kepada setiap keluarga dengan anak yang baru lahir.
Selain itu ada Hongkong, Singapura, Finlandia, Luksemburg, Estonia, Italia, dan Prancis.
Pembuktian Alquran
Fenomena negara maju yang berada di tepi kepunahan, karena takut memiliki anak, memberikan bukti bahwa siapapun yang tidak menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup akan bertemu kerugian.
Lihatlah bagaimana negara maju itu kini menghadapi masalah yang tidak dihadapi oleh Indonesia, soal keturunan, soal generasi dan soal masa depan.
Dan, perhatikan bagaimana orang Indonesia, tidak punya uang banyak, tidak punya rumah, tetapi optimis selalu untuk memiliki anak. Hal itu karena mereka mengimani Alquran.
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al-An’am: 151).
Baca Lagi: Bahagia di Cimande Hills
Dengan demikian, yang orang maksud negara maju, kadangkala cara berpikirnya malah mundur (baca destruktif). Mereka yang katanya ekonominya bagus ternyata rapuh dalam hal keyakinan soal bisa hidup atau tidak. Jadi, benarlah kata Alquran, hanya orang beriman dan beramal sholeh yang beruntung.*