Home Kisah Naufal yang Tegar
Naufal yang tegar

Naufal yang Tegar

by Mas Imam

Naufal yang tegar adalah judul yang saya ambil dari satu fakta tidak biasa yang saya lihat dengan mata kepala sendiri.

Bagaimana tidak, ia adalah anak pertama, usia baru 11 tahun dan memiliki dua adik di tambah satu adik kandung yang kala ayahnya meninggal dunia, adik bungsunya itu baru 12 hari lahir dan diberi nama Fatimah.

Ketika ketiga adiknya tidak mampu merasakan dan mengetahui bagaimana pentingnya sosok ayah, Naufal adalah yang paling bisa merasa apa itu kehilangan sosok ayah.

Baca Juga: Senyum Santri Muara Gembong

Rasa kehilangan itu semakin mendalam setiap kali ia melihat sang Ibunda (Lera S) yang biasanya bersama dengan ayahnya kini harus seorang diri menjadi ibu sekaligus ayah bagi diri dan adik-adiknya.

Iman yang Kokoh

Kehilangan memang tidak mudah, terlebih bagi seorang anak seperti Naufal. Tetapi tidaklah Allah menetapkan sesuatu melainkan dengan ukuran yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Boleh jadi hati Naufal sedih bahkan layu. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Sebab tidak lama kemudian Allah datangkan kepada Naufal, ibu dan tiga adiknya kebaikan demi kebaikan sebagai tanda kebesaran-Nya.

“Alhamdulillah ada ibu menteri datang ke sini (Menteri PPPA) ada BMH. Terimakasih kepada semua yang membantu Naufal bersama ibu dan adik-adik. Semoga Allah berkahi hidup kita semua. Mohon doanya, Naufal ingin sekolah menjadi dokteri,” ucapnya kala saya bersama tim BMH TV hendak pamit dari kediaman Naufal di Cipinang, Jakarta Timur.

Kala Naufal mengucapkan itu semua, saya mendengar suara yang bergetar, wajah yang seperti optimis namun ada gelayut takut, sehingga terkadang nada suaranya tegar namun ada beberapa saat nadanya seakan ingin tumpah air mata.

Subhanallah, dalam kondisi berat, Naufal mampu berkata baik dan optimis akan masa depan adalah bentuk suatu ketegaran. Dan, tidak mungkin itu hadir, melainkan karena Allah sendiri yang menjadikan Naufal, ibu dan adik-adiknya untuk tegar atas dasar iman yang kokoh.

Ujian itu Obat

Ujian jelas tidak nyaman, terlebih kala dipandang oleh indera dan akal belaka.

Namun, sejatinya tidaklah Allah datangkan ujian, melainkan akan mengikuti beragam kebaikan setelahnya. Sebab ujian hakikatnya adalah obat bagi jiwa.

Ibn Qayyim Al-Jauziyah dalam buku Hikmah Al-Ibtila’menuliskan, “Bencana dan ujian bagi seorang mukmin layaknya obat yang bisa menghilangkan berbagai penyakit yang jika dibiarkan justru akan membahayakannya, mengikis pahalanya dan menurunkan derajatnya.”

Oleh karena itu, Ibn Qayyim ingatkan kita tentang satu keadaan yang buruk dan jangan sampai kita alami.

Yakni, “Banyak sekali ahli ibadah yang bodoh, pemeluk agama yang tidak berpengetahuan, dan orang mengaku berilmu tetapi tidak mengenal hakikat agama. Mereka semua rusak karena prasangka (buruk) dan tertipu (oleh dunia).”

Cepat Dewasa

Dengan apa yang telah terjadi, Naufal insha Allah akan cepat menjadi insan yang dewasa.

Ibn Qayyim Al-Jauziyah masih dalam karyanya Hikmah Al-Ibtila’ menerangkan bahwa cobaan adalah kesempatan untuk melihat kembali apa yang telah terjadi.

Kemudian menyiapkan hari esok, sehingga, cobaan ini membuat seseorang lebih (cepat) matang dan dewasa, serta seruan kepada orang yang benar untuk lebih kuat dan mantap.

Oleh karena itu saya melihat tanda kebesaran Allah pada apa yang dialami Naufal. Naufal memang anak-anak, jiwanya belum matang, tetapi ia dalam pertolongan Allah.

Ia begitu tegar, ia tidak menyalahkan diri dalam menghadapi keadaan, ia bahkan tetap berusaha tegar dan optimis. Insha Allah kebaikan akan datang setelah ujian ini.

Bukankah besi harus dibakar dengan suhu panas yang begitu tinggi, kemudian dipukul palu bertubi-tubi untuk selanjutnya menjadi sebuah senjata yang diharapkan dapat diandalkan?

Baca Lagi: Cerdas dari Dalam Rumah

Kepada jiwa yang mengalami tempaan sedemikian ini, sangat baik jika kita berbondong-bondong memberikan kepedulian dan bantuan.

Seperti BMH yang berikan beasiswa dan fasilitas wifi bagi Naufal untuk tetap bisa belajar dengan baik selaama pandemi ini. Subhanallah.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment