Home Kajian Utama Nabi yang Mencintai Kita, Lalu Bagaimana Kita?
Nabi yang Mencintai Kita, Lalu Bagaimana Kita?

Nabi yang Mencintai Kita, Lalu Bagaimana Kita?

by Imam Nawawi

Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia paripurna. Beliau tidak hanya mencintai dirinya sendiri, tetapi juga mencintai kita, umatnya, dengan sepenuh hati. Pertanyaan mendasar, lalu bagaimana dengan kita kepada Nabi SAW?

Seruan “Ummati, Ummati, Ummati” yang terucap dari bibirnya merupakan bukti nyata betapa besar cinta beliau kepada umatnya.

Kehidupan Nabi Muhammad SAW jauh dari kemewahan. Beliau memilih hidup sederhana, meski memiliki kesempatan untuk menikmati segala kenikmatan dunia.

Baca Juga: Berpikir Sekaligus Bertindak

Nabi Muhammad SAW benar-benar teladan bagi siapapun. Mengikutinya menjadikan hati luas menerima cahaya Islam.

Kesederhanaan

Kesederhanaan inilah yang menjadi teladan bagi kita semua. Nabi kita tidak tidur di atas ranjang empuk yang meraksasa, melainkan di atas kain kasar dan pelepah kurma.

Puisi indah yang dirangkai oleh Kang Maman dan Gus Nadir dalam buku “Cinta itu Alasan Sekaligus Tujuan” menggambarkan kontras kehidupan kita dengan kehidupan Nabi.

Ranjangku
Empuk meraksasa
Alas tidurmu
Kain kasar dan pelepah kurma

Kata-kata ini bukan sekadar ungkapan, tetapi pengingat bagi kita semua akan keutamaan hidup sederhana dan penuh rasa syukur.

Nabi Muhammad SAW, dengan segala kemuliaan dan kedudukannya, memilih jalan yang sederhana sebagai bentuk cinta dan pengorbanannya untuk kita sekaligus teladan bahwa hidup tak perlu bermegah-megahan.

Ust. Abdullah Said, pendiri Hidayatullah selalu menekankan kader-kadernya hidup sederhana. Cukup kebutuhan dasar terpenuhi, kebutuhan pendidikan anak-anak tersedia, selebihnya dedikasikan hidup untuk menolong agama Allah.

Tampil memberi manfaat bagi umat. Sebagaimana Beliau SAW selalu mengutamakan kepentingan umatnya di atas kepentingan pribadinya.

Dalam setiap doa dan perjuangannya, Nabi Muhammad SAW selalu memikirkan umatnya, memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT untuk kita semua.

Kekuatan

Hidup sederhana dan penuh rasa syukur bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda kekuatan dan keteguhan iman.

Baca Lagi: Era Peradaban Baru

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan dunia, tetapi pada kedekatan kita dengan Allah SWT dan rasa cinta kita kepada sesama.

Semoga kita semua bisa meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW, mencintai sesama dengan tulus dan menjalani hidup dengan sederhana.

Semoga cinta dan pengorbanan beliau selalu menjadi inspirasi bagi kita untuk menjadi umat yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih dekat dengan Allah SWT.

Nabi yang mencintai kita dengan sepenuh hati, semoga kita bisa membalas cintanya dengan mengikuti ajarannya dan hidup sesuai dengan teladannya.

Engkau tak meninggalkan harta
Apalagi gedung
Namun Islam terus bercahaya
Membentuk peradaban agung

 

Nabi, engkau terus hidupkan malam
Kami justru lelah di waktu engkau bangun
Sungguh indah kehidupan orang Islam
Ibadah, dzikir dan tilawah jadikan akhlak anggun

Mari kita jaga semangat cinta dan kesederhanaan dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagaimana Nabi Muhammad SAW mengajarkannya kepada kita. Ingat tak ada jalan kebahagiaan selain yang Nabi SAW tempuh.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment