Home Opini Muhasabah Politik Umat
Muhasabah Politik Umat

Muhasabah Politik Umat

by Mas Imam

Berlangsungnya dua periode pemilu di Indonesia bisa dikatakan sebagai keberhasilan bagi pihak tertentu dan koalisi. Di sisi lain bisa juga dikatakan sebagai kegagalan umat Islam di dalam politik praktis. Point kedua lebih menarik untuk kita ulas lebih dalam sehingga kita bisa melakukan muhasabah politik umat.

Umat Islam harus berani jujur melihat ke dalam, mengoreksi kelemahannya, menemukan sebab-sebab kekalahan, di saat yang sama sadar dan berani untuk melangkah di atas roadmap politik untuk Pemilu 2024.

Baca Juga: Rumusan Aksi Pemenangan

Pelajaran yang paling penting dari 2019 adalah persiapan yang tidak memadai, ketiadaan roadmap yang jelas, menjadikan umat tidak mampu membendung kekuatan lawan. Sekalipun di lapangan perjuangan sudah habis-habisan.

Jadi kalau hari ini kita menerima kenyataan pahit, maka yang bisa mengubah itu menjadi manis hanyalah umat Islam itu sendiri. Tidak mungkin berharap kepada orang lain.

Pertanyaannya adalah Apakah proses-proses muhasabah secara kolektif telah diupayakan? Apakah waktu yang terus bergulir semakin mengarah pada satu gerakan yang kuat dan terkoordinir?

Asik Sendiri-Sendiri

Ketika umat Islam dominan secara jumlah namun itu tidak mengarah pada satu kondisi mereka bersatu alias asik sendiri-sendiri sudahlah pasti kekuatan itu adalah hal yang tidak menggetarkan lawan.

Terbukti logika sebagian elit umat Islam ketika memandang politik selalu menuding money politik sebagai biang kerok dari kekalahan. Boleh jadi itu benar, tetapi apakah cara berfikir seperti itu akan mengundang kita untuk berkreasi lagi secara gerakan sehingga mampu menghadirkan solusi bagaimana menang di dalam politik praktis secara konstitusional.

Dalam bahasa aqidah uang tidak akan menggoyahkan pilihan umat jika mereka tahu tentang apa itu kebenaran. Akan tetapi ketika aqidah lemah pencerahan massif seperti apapun tidak akan mampu mengelompokkan wejangan dari para alim ulama dan tokoh masyarakat untuk umat Islam komitmen pada pilihan yang seharusnya.

Kalau kita lihat realitas kajian umat terhadap berbagai macam keilmuan itu tidak kurang. Majelis taklim itu di mana-mana. Tetapi mengapa ketika umat Islam harusnya bersatu untuk sebuah agenda bersama langkah mereka seakan tidak pernah sinkron.

Jadi sudah bukan saatnya lagi umat Islam ini asik masuk dengan agenda-agenda internal masing-masing. Itu silakan dilakukan, tetapi harus ada ruang kebersamaan di mana silaturahim terjalin kuat dan dari sana langkah besar yang harmoni dapat terus dikonsolidasikan.

Basis Umat

Sering kalau kita berbicara satu provinsi di sana ada basis partai a b atau c. Padahal tidak ada satu provinsi pun di Indonesia yang tidak ada umat Islam. Artinya mengapa partai islam tidak punya basis besar di seluruh Indonesia?

Apakah partai Islam memang punya kesadaran untuk membangun umat sehingga di mana ada umat Islam di sana ada basis partai umat Islam?

Baca Lagi: Diskusi Tentang Manusia

Atau partai islam itu tokoh-tokohnya hanya rajin silaturahim menjelang masa kampanye?

Ramai datang ke basis-basis umat, ke lembaga pesantren, ormas-ormas, tetapi begitu Jadi mereka seperti tidak pernah kenal satu sama lain.

Jangankan mau silaturahim surat audiensi dari sekelompok umat pun seringkali tidak direspon sekedar untuk bertemu.

Inilah mungkin beberapa poin yang harus menjadi renungan kita bersama. Sebab jika tidak perjalanan waktu dan kedatangan pemilu demi pemilu sejatinya hanya memastikan satu hal yaitu umat Islam yang tidak berdaya secara politik. Selanjutnya siap-siap dikorbankan dan diinjak-injak oleh penguasa yang zalim. Na’udzubillah.

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment