Home Artikel Miliki Tujuan Pastikan Tindakan
Tujuan hidup

Miliki Tujuan Pastikan Tindakan

by Imam Nawawi

“Kalau ingin menjadi orang besar (manfaatnya) dalam kehidupan. Miliki dua hal penting. Pertama, tujuan hidup yang pasti. Kedua keputusan untuk bertindak sekarang,” itulah yang kusampaikan dalam diskusi literasi bersama mahasiswa dan mahasiswi Pesmadai di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten (21/3/25).

Hal ini karena sejatinya setiap orang, apalagi mahasiswa pasti punya harapan. Namun sebagian mereka tanpa sadar memilih jalan yang melenakan.

Akibatnya mereka lupa bahkan meninggalkan tujuan hidup. Suatu perkara yang sebenarnya sangat mereka butuhkan untuk menjaga stamina belajar.

Ketika mahasiswa tidak lagi punya tujuan hidup, ia tidak lagi mampu menavigasi diri dalam menghadapi tantangan dan peluang selama perjalanan akademik.

Bahkan dengan statusnya pun mereka lupa. Ingat, kata “Maha” itu tertinggi. Sedangkan “Siswa” adalah pembelajar. Mahasiswa adalah orang yang terbaik kemampuannya dalam belajar. Tapi apakah faktanya selalu sesuai definisi itu?

Buah Tujuan Hidup

Memiliki tujuan hidup akan membuat kita terus punya mesin penghasil motivasi intrinsik yang sangat kuat.

Oleh karena itu kita akan selalu memiliki dorongan untuk terus belajar, beradaptasi, peduli dan mengembangkan diri dalam situasi lapang atau pun sempit.

Begitulah Bung Hatta ketika belajar, bahkan hingga ke Belanda. Ia belajar bukan untuk mengagumi Belanda. Akan tetapi ia belajar untuk tahu bagaimana cara Belanda bernegara. Dengan begitu ia akan paham bagaimana mengusir Belanda.

Para mahasiswa era pra kemerdekaan sebagiannya benar-benar hidup dengan tujuan jelas. Mereka pun belajar lebih gigih dari anak bangsa Belanda. Hingga akhirnya mereka mampu setara bahkan lebih unggul dalam kesadaran intelektual, kemanusiaan dan kemerdekaan dengan negara manapun.

Kondisi itu pula yang menjadikan Bung Hatta tidak gentar menghadapi tantangan berat. Ia bahkan rela menjadi tahanan politik Belanda. Sempat Bung Hatta diasingkan ke Boven Digul (sekarang Papua Selatan).

Berkarya

Mahasiswa dan mahasiswi harus sadar akan kedudukannya. Belajarlah pada Kang Maman yang tekun belajar tentang kriminologi di UI.

Begitu semangatnya Kang Maman belajar, skripsinya pun dialihwahanakan menjadi novel Re: dan Perempuan. Kini novel itu cetak ulang hingga 30 kali.

Kang Maman beruntung memercayai nasihat sang bapak. “Man, kalau kamu Iqra’, kamu tidak akan lapar.”

Sebuah nasihat yang menjadikan Kang Maman punya kompetensi unggul dalam literasi. Dan, dengan skill itu Kang Maman hidup dengan karya-karyanya. Sebuah contoh baik bagi kaum muda masa kini.

Tapi satu hal mendasar, mau Bung Hatta atau Kang Maman. Keduanya manusia biasa. Mereka tumbuh dengan dua hal yang saya sebutkan di awal. Yakni punya tujuan hidup, lalu mereka sibuk bertindak menuju tujuan itu. Bukan berlena-lena dengan kesia-siaan, lalu terbuai mimpi bahwa esok akan baik-baik saja.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment