Dalam era informasi yang serba cepat, penting bagi kita untuk membuka telinga, mata, dan pikiran. Semua pihak memiliki pendapat dan aspirasi dari perspektif mereka sendiri.
Menerima berbagai pandangan ini dapat memberikan kita perspektif baru yang berbeda dan semakin relevan dengan situasi terkini.
Membuka diri terhadap perspektif baru ini tidak hanya penting untuk menjaga relevansi, tetapi juga untuk menguatkan diri dan lembaga tempat kita bernaung.
Tampung Semua
Sikap mau menampung segala aspirasi adalah cara paling baik untuk bisa maju terus dalam kebaikan.
Ucapan dukungan maupun kritikan, meskipun terkadang sulit diterima, dapat berfungsi sebagai vitamin yang memperkuat imun sekaligus agility diri atau lembaga, sehingga menjadi lebih bertenaga.
Ini adalah pelajaran berharga yang saya temukan dalam buku Johan Alvin Khosuma dan Christofel Angelo yang berjudul “Branding Society 5.0.”
Buku ini menggambarkan bagaimana dunia bisnis, pendidikan, kesehatan, dan berbagai sektor lainnya membutuhkan individu yang cakap dan tanggap dalam memantau pergeseran perilaku dan kehendak banyak pihak.
Era Society 5.0
Menghadapi era Society 5.0, masa saat teknologi dan manusia harus berjalan beriringan, kita mesti lebih peka dan responsif terhadap perubahan.
Dalam dunia bisnis, misalnya, perusahaan harus mampu mendengarkan pelanggan mereka dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tren dan kebutuhan pasar.
Begitu pula dalam bidang pendidikan, di mana para pendidik harus memahami kebutuhan generasi baru yang berbeda dari sebelumnya.
Dalam sektor kesehatan, tenaga medis harus terus mengikuti perkembangan teknologi medis dan menyesuaikan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasien yang semakin kompleks.
Tidak hanya itu, pemerintah dan pembuat kebijakan juga perlu mendengarkan suara masyarakat untuk menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan efektif.
Pelajaran dari Inggris
Belakangan kita bisa katakan sikap tidak tanggap telah dilakukan pemerintah Inggris.
Kala itu 29 Juli 2024 tiga anak meninggal dunia karena ditikam di Southport. Sesuai hukum yang berlaku di Inggris, pelaku tidak dipublikasikan identitasnya, karena pelaku masih berusia 17 tahun.
Tetapi masyarakat Inggris sedang dalam ketakutan akut. Takut karena isu pengangguran yang membumbung, kesulitan ekonomi dan kesenjangan, memang jadi hantu bagi banyak warga Inggris.
Akibatnya ada yang mungkin tanpa sengaja mengembangkan asumsi dan mengedarkannya ke media sosial, bahwa pelaku adalah imigran dan beragama Islam. Tak lama kemudian, kerusuhan besar tak terhindarkan.
Itu sebuah kisah, fakta, sekaligus tragedi yang patut jadi pelajaran. Bahwa dalam cara berpikir sosial, perubahan bisa sangat cepat dan dapat berdampak pada hal-hal yang merugikan secara masal.
Kaya Pemahaman
Dengan membuka diri terhadap berbagai aspirasi dan kritik, kita dapat memperkaya pemahaman dan meningkatkan kualitas keputusan yang kita ambil.
Baca Juga: Menemukan Energi Kepemimpinan di Nama Sendiri
Kritik yang konstruktif, meskipun kadang terasa pahit, dapat menjadi sumber pembelajaran yang berharga. Ini membantu kita untuk melihat kelemahan yang mungkin terlewatkan dan mencari solusi yang lebih baik.
Maka dari itu, mari kita sambut segala bentuk masukan dengan hati terbuka. Bersyukurlah kalau masih ada yang mau bersuara, sehingga kita bisa menangkap. Yang berbahaya jika aspirasi itu dipendam dan akhirnya meledak.
Belajarlah dari setiap kritik yang datang, karena dalam setiap kritik terdapat potensi untuk perbaikan. Jadikanlah kritik sebagai bahan bakar yang menguatkan dan mengarahkan kita menuju kesuksesan yang lebih besar.
Langkah Penting
Dalam penutup, membuka telinga, mata, dan pikiran adalah langkah penting untuk berkembang dan beradaptasi dalam dunia yang terus berubah.
Dengan menerima perspektif baru dan belajar dari kritik, kita dapat menjadi lebih relevan, tanggap, dan sukses dalam menghadapi tantangan masa depan.*